Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Upperworld) - Fantastical HQ

Jumat, 20 April 2018

Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Upperworld)

Cerita ini berlanjut sekitar 5 tahun setelah peristiwa di God of War : Ascension, atau setengah perjalannya dalam menempuh 10 tahun pelayanannya terhadap para dewa. Berikut adalah alur cerita lengkap dari video game berjudul God of War : Chains of Olympus yang rilis dalam platform PSP dan PS3 (God of War : Origins Collection). Ikuti cerita lengkapnya dengan membaca alur cerita prequel-nya di God of War : Ascension.

PERINGATAN! Artikel berikut ini berisi banyak SPOILER.


http://fantasticalhq.blogspot.com/2018/04/alur-cerita-lengkap-god-of-war-chains-of-olympus-upperworld.html

Pada awalnya, dia adalah seorang jendral Sparta yang hebat hingga mendapat julukan sebagai The Ghost of Sparta, namun dia sekarang menjadi seorang pelayan para Dewa Olympus. Sebagai gantinya dia menginginkan agar para dewa menghilangkan mimpi buruk yang terus menghantuinya. Inilah satu-satunya ampunan akan dosa masa lalu yang diberikan dewa kepada jendral hebat ini, yaitu dengan menemukan dirinya dalam panasnya perang. Setengah jalan telah dilaluinya dalam menempuh 10 tahun masa penebusan dosanya. Pada hari ini juga, dialah Sang Jendral Sparta bernama Kratos dipanggil untuk menghadapi kejahatan yang dilepaskan pada kota Attica oleh pasukan Persia.



Kratos berjaga di benteng dekat dengan tepi pantai Attica (The Shores of Attica) bersama sejumlah prajurit Attica, lalu permainan dimulai ketika area tersebut beserta para prajurit (kecuali Kratos) dihancur leburkan oleh bola api. Kratos satu-satunya prajurit yang berhasil bertahan hidup di pos itu, sehingga dia menjadi target sasaran oleh pasukan Persia yang mulai berdatangan meski pasukan tersebut tidak ada artinya bagi Kratos. Selain berhasil mengalahkan pasukan yang datang menyerangnya, dia juga berhasil menenggelamkan kapal yang paling dekat dengan bibir pantai. Setelah itu Kratos meninggalkan posnya setelah dia diserang oleh Cyclops Tyrant yang disusul oleh Basilisk, meski dia berhasil mengusir hewan besar itu dari posnya namun Basilisk justru memasuki area yang lebih dalam kota Attica. Inilah kenapa Kratos mengejarnya dan meninggalkan pos bertahannya, hewan itu benar-benar mesin penghancur yang sangat efektif bagi pihak Kerajaan Persia, Attica tak mungkin menang tanpa menjatuhkan ancaman itu terlebih dahulu.



Selama pengejarannya, Kratos bertemu dengan Raja Persia yang ternyata sudah berada di area dalam. Dia sedang memojokkan 2 wanita tidak berdaya yang terkurung dalam penjara. Kratos menanyakan tentang urusan jahat Kerajaan Persia menyerang Attica, lalu dia menjawabnya bahwa dia bukan hanya bertujuan menaklukkan kota Attica bahkan Yunani, namun juga untuk murni urusan sakralnya (The Sacrament of Purification) dalam menyebarkan agama Zoroastrianisme/Zoroaster kepada penduduk Yunani. Kratos memberi pesan terakhir padanya agar menghentikan peperangan tapi dia malah mengelaknya. Dengan begini dimulailah pertarungan tersebut, Raja Persia yang tidak diketahui namanya itu menggunakan pedang besarnya sejenis Scimitar/Shamshir (pedang khas Timur Tengah) yang dilapisi dengan api Efreet, jin yang kemungkinan dia dapatkan di Arab. Tubuh yang besar dan dilengkapi dengan tameng yang tebal bernama Peltarion membuatnya nampak kuat tapi sayangnya dia tidak mengunakan Efeet dengan maksimal, inilah yang membuatnya mudah dikalahkan oleh Kratos. Jangkauan jauh Blades of Chaos milik Kratos dan kelincahannya menghindari serangan Raja adalah keunggulan terbesarnya, dengan begini urusannya menjadi lebih mudah.

Kratos mengambil lampu jin Efreet sebagai hadiah kemenangannya, lalu melanjutkan pengejarannya terhadap Basilisk. Setiap Kratos mendekati hewan tersebut yang menyantapi prajurit dan penduduk Attica, dia selalu menjauhinya kecuali ketika Kratos benar-benar terpojok di area buntu. Hewan ini memang sedikit cerdik untuk sekelas hewan buas yang sudah merasakan kekalahannya ketika menghadapi sesuatu yang lebih kuat darinya, meski begitu Kratos tetap tidak akan segan-segan untuk membunuhnya demi memenuhi permintaan dewa.

Kratos VS Basilisk



Kemenangan ini memang tidak seberapa bagi Kratos, tapi diseluruh permintaan dewa yang diajukan kepadanya hanyalah pertarungan dan peperangan, hal ini membuatnya mengeluhkan akan permintaan-permintaan tersebut. Bukannya mendapat jawaban dari dewa, tapi justru peristiwa aneh terjadi saat itu juga. Tiba-tiba matahari jatuh dari langit, disusul dengan gempa yang berangsur-angsur menjadikan dunia dalam kegelapan. Ini jelas bukan pertanda yang diberikan oleh dewa terhadapnya, tapi cahaya yang remang-remang di cakrawala adalah satu-satunya petunjuk baginya untuk segera menuju kesana. Tenggelamnya cahaya matahari bukan pada waktunya merupakan pertanda akan kebangkitan Morpheus the God of Dreams beserta kekuatannya berupa kabut hitam yang akan menelan segala yang disentuhnya. Sepanjang perjalanan melewati kota Marathon (The City of Marathon), Kratos melihat banyaknya makhluk-makhluk dari ras Undead bernama Shade yang bermunculan atas ijin Morpheus menyelimuti kota tersebut dan membunuh para penduduk yang hidup disana.

Tampak lokasi jatuhnya Matahari membakar Kota Marathon

Kratos memasuki Kota Marathon

Pemandangan Kota Marathon yang dimakan kabut Morpheus

Morpheus adalah salah satu dewa zaman Primodial yang masih hidup sejak pertarungannya melawan para Titans. Meski dia tidak menunjukkan dirinya secara langsung, tapi kekuatan satu dewa Primodial cukup untuk memporak-porandakan dunia seisinya dengan syarat tidak adanya keseimbangan dunia, inilah kenapa dewa Olympus masih membutuhkan para Titan untuk tidak membunuh mereka melainkan untuk menopang keseimbangan dunia guna mencegah bangkitnya kekuatan dewa Primodial yang tersisa. Morpheus tidak hanya mengirim pasukan Shade, namun juga sejumlah Banshee dan Morpheus Beast.



Cahaya remang-remang yang dia ikuti ternyata adalah The Sun Chariot of Helios, tempat ini adalah lokasi dimana Helios the God of Sun memancarkan sumber energi cahaya yang menerangi bumi dari Timur menuju Barat. Setelah memasuki area lebih dalam tepatnya di Temple of Helios, Kratos bertemu dengan patung Athena yang mengatakan kepadanya bahwa Helios telah hilang dan Morpheus telah menggunakan kesempatan ini untuk keuntungannya menyebabkan para dewa jatuh tertidur lelap. Tanpa Helios, kereta matahari (Sun Chariot) yang seharusnya ditarik oleh 3 kuda api (Fire Steeds) akan kehilangan kendali, keluar jalur orbit, dan jatuh ke bumi. Athena menginginkan Kratos agar menjemput kembali Helios, sehingga genggaman dewa Morpheus dapat terlepas dan Sun Chariot dapat berjalan kembali sebagaimana mestinya. Meski awalnya Kratos mengelak permintaan dewi Athena namun dia berusaha untuk tetap percaya padanya, bahwa para dewa-dewi Olympus akan membebaskannya dari mimpi buruknya.



Sekarang tujuannya jelas, dia akan membangunkan ketiga Fire Steeds beserta pemandunya bernama Boreas the God of North Wind agar menarik kembali kereta mataharinya menuju orbit yang seharusnya, maka dari itu Kratos melanjutkan tugasnya menuju kuil milik Helios untuk mencari cara. Halangan pasti ada, namun bukan hanya dari Morpheus melainkan juga para Satyr dan Harplings (bayi-bayi Harpy) yang entah kenapa ada di sekitar sini. Halangan demi halangan diatasi, hingga dia mendapat petunjuk baru dari patung Eos, saudara perempuan Helios yang mengirim jiwanya melalui patung di kuil tersebut untuk memberi informasi kepada Kratos. Dia memberi kabar bahwa Titan Atlas telah kabur dari Tartarus tepatnya lolos dari penjara yang lebih dalam dari Underworld khusus untuk para Titan yaitu The Pits of Tartarus. Atlas tidak hanya kabur dari penjaranya namun juga menculik Helios, dia ingin merebut kekuatan dewa matahari, dengan begini ancaman Atlas akan dapat menghancurkan dunia. Eos memberikan kesempatan kepada Kratos untuk menemuinya di Caves of Olympus dengan membawa tameng milik Helios bernama Sun Shield yang disimpan di singgahsananya. Kekuatan Morpheus semakin lama semakin kuat, kabutnya beserta monster-monster yang bermunculan semakin menyebar, inilah kenapa Kratos harus segera menyelamatkan Helios atau dunia akan dilahap oleh kabut kegelapan untuk selamanya.

Setelah mendapatkan apa yang seharusnya Kratos dapatkan maka dia tidak hanya dapat melanjutkan menuju Caves of Olympus, namun juga dapat membangunkan para Fire Steeds, salah satunya adalah Euros the East Wind. Kratos dapat memasuki Caves of Olympus melalui portal yang dibukakan oleh dewi Eos sendiri, lalu untuk mencapai ke tempatnya berada maka harus menyelami sungai. Kemudian pada titik tertentu, bertemulah Kratos dengannya. Dialah Eos the Goddess of Dawn sekaligus saudara perempuan Helios the God of Sun. Keduanya adalah keturunan pertama Titan dan lebih tua dari dewa Olympus, hasil persilangan Dewa Primodial dengan Titan membuat mereka memiliki setengah darah dari masing-masing orang tuanya dan memiliki tanggung jawab besar dalam menopang dunia, tapi mereka justru berada dipihak Olympus meski leluhur mereka selalu bersengketa dengan Dewa Olympus.



Tubuhnya melemas dan sedikit memudar akibat kehilangan energi matahari. Dia bersyukur kepada Zeus karena diberi keselamatan kepada Kratos untuk mendatanginya, namun Kratos membantahnya bahwa Zeus tidak pernah membantunya sedikitpun, lalu Eos menjaminnya agar tetap percaya dengan keputusan dewa karena kelak pasti akan membebaskannya dari mimpi buruknya jika dia setuju untuk menyelamatkan Helios dari Titan Atlas yang menculiknya. Dia tetap akan melakukannya sambil menyisihkan jaminan dari Eos, karena para dewa sudah mengecewakannya sebelumnya. Kemudian Eos menjelaskan situasinya saat ini, yaitu Api Abadi dari zaman Primodial (Primodial Fires) milik Titan Prometheus mulai memudar diakibatkan karena ketidakseimbangnya dunia, api ini dapat digunakan untuk menemukan lokasi kedua roh Fire Steeds lainnya lalu membangunkan mereka. Notos the South Wind, Zephyros the West Wind, dan Euros the East Wind, setelah roh dari 3 dewa angin itu terbangun, maka Fire Steeds yang ketiganya juga dipanggil sebagai Horse Gods of Wind sudah siap untuk menarik kembali Sun Chariot dengan bantuan pemimpin mereka bernama Boreas the North Wind (bukan dalam wujud kuda api, melainkan hanya sebagai roh yang menyatukan ketiganya).

Kratos segera menuju tempat sucinya bernama Shrine of the Fire Steeds, disini merupakan tempat dimana Helios mengendalikan keretanya sembari bersinar memberi energi alam yang tak terbatas. Ketika dia sedang menuju kesana, memang bukan kali ini dia mendengar instrumen yang sama ini yang pernah didengar sejak berada di Kota Marathon namun kali ini lebih familiar dengan lagu yang pernah dimainkan anak perempuannya bernama Calliope. Ini memang membuat Kratos menjadi sedikit cemas tapi rombongan tentara milik Morpheus membuatnya terlalu sibuk untuk mencemaskan hal itu. Kratos akhirnya memacu Fire Steeds agar segera berjalan, lalu muncullah 3 roh kuda api yang segera menarik Sun Chariot bersama dirinya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui. Area Sun Chariot yang ditarik oleh kuda api tersebut hanya bagian tempat sucinya dan meninggalkan kuil milik Helios yang masih di bumi.



Angin menghembus kecang, membuat Kratos harus mengikat kencang dirinya menggunakan Blades of Chaos. Ingatannya tentang alunan melodi yang dia dengar menginggatkan masa-masa lalunya bersama keluarga. Tepatnya saat Kratos pulang dari medan perang, disambut oleh anak dan istrinya, memberikan hadiah rampasan perang kepada istrinya, serta mendengarkan lagu yang dinyanyikan Calliope menggunakan seruling buatan dirinya sendiri, hingga berakhir dengan mimpi buruknya saat peperangan di Athena membunuh mereka semua. Sementara, Fire Steeds terus membawa Sun Chariot menuju arah yang sudah Kratos kenal yaitu menuju Underworld. Entah kenapa mereka membawanya kesini, tapi kemungkinan besar karena Helios ada disekitar sini, dan ini adalah tugas Kratos untuk menelusuri seluruh area untuk mencarinya. Disini makhluk bercahaya tidak diijinkan masuk, oleh karenanya ketiga Horse Gods of Wind bersama Boreas kembali lenyap dan kereta yang ditempati Kratos mendarat dengan kacau. Kratos berhasil berpengangan di teping, lalu memanjatnya keatas hingga dia dapat melihat pemandangan horror dari Underworld, tempat dimana tidak ada seorang pun manusia yang menginjakkan kakinya disini melainkan hanya para jiwa-jiwa orang mati yang sedang menghadapi takdirnya.

Tidak ada komentar:

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan, Beri komentar tentang artikel ini, dan beri request alur cerita serial game lainnya