Baca cerita sebelumnya di God of War (Final Task)
"Ikutilah nyanyian para Siren, Kratos. Cari dan hancurkan mereka, dan jalan menuju gurun mematikan ini akan terbuka untukmu." - The Goddess of Athena
Sebelumnya, Kratos telah mendapatkan pesan untuk menyelesaikan tugas terakhir dalam melayani para dewa Olympus. Petualangannya selanjutnya dimulai dari sini, dengan pesan Sang Dewi yang akan menuntun Kratos sebelum memasuki area yang mematikan. Alunan lagu Siren memang sangatlah merdu dan sangat menarik perhatian siapapun yang mendengarnya, meski suaranya merdu namun makhluk ini justru memiliki rupa yang mengerikan dan akan menyantap siapapun yang terpancing dengannya. Tak terkecuali Kratos, walaupun sebenarnya dia justru mencari mereka agar dapat membuka jalan yang aman di padang pasir yang menyesatkan ini. Ketiga Siren Desert ini harus dihancurkan lalu roh Siren ini akan tersegel, dengan begini terbukalah jalur yang dimaksud dan Kratos dapat melewati gurun ini tanpa harus berhadapan dengan badai pasir yang ganas.
Pada sebuah altar di gurun tersebut terdapat sangkakala/terompet besar yang berfungsi untuk memanggil Sang Titan Cronos. Dari kejauhan terlihatlah makhluk sangat besar yang memanggul sebongkah batu raksasa yang ukurannya sama dengannya. Setelah Kratos meniup sangkakala tersebut, Cronos mendekati altar disusul dengan Kratos yang melompat dan berayun meraih rantai yang bergelantungan untuk kemudian mendaki bebatuan besar tersebut selama 3 hari.
Sebelum memasuki pintu gerbang menuju Temple of Pandora yang tertutup, Kratos melihat ada aktivitas pembakaran dari kejauhan, disana mungkin dia akan dapat petunjuk cara membuka gerbangnya. Setelah mencapai lokasi tersebut, bertemulah dia dengan seseorang yang aneh dengan tubuh yang mati namun abadi.
Dia adalah seseorang yang pertama kali memasuki Temple of Pandora untuk mengambil Pandora Box lalu gagal. Sebagai hukuman karena kegagalan sekaligus sebagai apresiasi akan keberaniannya untuk melewati tantangan dewa, dia diberi tugas untuk mengabdi kepada dewa untuk selamanya sebagai pembakar mayat siapapun yang mati menantang rintangan di Temple of Pandora, dengan bekal kehidupan yang abadi meski tidak dengan tubuhnya. Tubuhnya yang tercabik-cabik menjadi bukti akan keganasan rintangan dalam kuil. Dia diberi julukan sebagai Body Burner, hanya melalui dialah gerbang kuil dapat terbuka. Body Burner menjelaskan dan memberi peringatan bahwa belum pernah ada yang berhasil melewati rintangan yang ada di dalam kuil, cepat atau lambat para Harpies yang bekerja untuknya akan membawa sisa-sisa tubuh mereka yang mati untuk dibakarnya. Sudah menjadi tugasnya untuk menjelaskan ini semua lalu membukakan pintu gerbangnya lagi dan lagi untuk tahun demi tahun. Dengan melihat kegigihan Kratos, akhirnya dia membukakan gerbangnya untuk Sang Spartan.
Setelah gerbang dibukakan oleh 2 Harpies atas perintah Body Burner, disinilah Kratos diberi pilihan terakhir untuk maju atau membatalkannya sebelum menyesali dirinya karena memasuki kuil. Kratos memasukinya dan pilihannya hanyalah maju karena pintu gerbang akan menutup seketika setelah menginjakkan kakinya disana. Wraiths cukup banyak disini karena banyak pula mayat yang masih berserakan disini walaupun seharusnya ini sudah menjadi tanggung jawab Body Burner. Pada pintu gerbang yang kedua, terdapat buku yang ditulis oleh Pathos Verdes III yaitu seorang kepala arsitektur yang loyal terhadap para dewa dengan membangun kuil ini. Beliau menjelaskan mengenai asal usul dibangunnya tempat ini untuk menghormati sekaligus atas perintah Zeus Sang Raja Olympus. Di buku ini juga menjelaskan bahwa hanya pahlawan pemberani sajalah yang mampu memecahkan puzzle dan bertahan hidup, satu orang tersebut akan menerima kekuatan sedangkan yang lainnya akan menemui takdirnya. Kalimat ini mengartikan bahwa hanya ada satu orang mampu dan tidak lebih yang akan memenangkan rintangan ini. Ukiran dinding dewi Athena juga terdapat disini sebelum memasuki gerbang kedua, mengartikan bahwa Sang Dewi Kebijaksanaan ini memiliki peran penting untuk mengawasi siapapun yang mau menerima tantangan.
The Rings of Pandora adalah area pusat atau checkpoint dari kuil ini yang memungkinkan siapapun untuk memilih tantangan yang diberikan maupun hanya untuk beristirahat tanpa gangguan para monster. Disini terdapat berbagai macam rintangan yang diurutkan berdasarkan dari levelnya. The Rings of Pandora sendiri juga terdiri menjadi tiga bagian yang masing-masing akan terbuka setelah berhasil menyelesaikan tantangan, dan bagian yang sekarang dimasuki adalah bagian yang pertama (Ring of Pandora v.1). Temple of Crystal Eye juga berada disini yang nantinya akan berperan sebagai pembuka kunci terakhir.
LV.1 Challenge of Atlas
Tantangan Atlas adalah level yang paling mudah diantara yang lainnya, meski paling mudah bukan berarti sangat mudah dilewati. Level rombongan Undead dan Gorgons yang hidup di dalam sini justru lebih kuat dari pasukan milik dewa Ares yang dikirim ke kota Athena. Kali ini mereka memiliki armor warna kuning yang merupakan warna khas dari Zeus, bukti bahwa Sang Raja Olympus berniat memberi ujian yang berat walau hanya di level pertama. Sedangkan para Gorgon disini lebih kuat dari Medusa Sang Ratu itu sendiri, sinar pandangan yang dipancarkannya bukan berwarna hijau melainkan merah, memungkinkan bahwa ratu mereka bukanlah Medusa melainkan salah satu dari 2 ratu lainnya (Euryale atau Stheno). Jumlah mereka pun bukan main-main, ruangan dalam tantangan ini bahkan bisa dibilang seperti sarang mereka.
Sebelum memasuki rintangan yang sebenarnya, Kratos mendapatkan pesan bantuan dari Artemis Sang Dewi Perburuan. Kakak dari dewa Apollo ini mengatakan bahwa dia melihat peningkatan Kratos dalam menggunakan Blades of Chaos, dengan demikian Kratos adalah pilihan yang tepat untuk mewarisi pedang miliknya. Pedang berbentuk bulan sabit ini adalah pedang milik dewi Artemis (Blade of Artemis) yang mana pernah dia gunakan disaat peperangan besar melawan para Titan dan sekarang dia wariskan pedangnya pada penerusnya.
Beberapa perangkap yang ada memaksa Kratos harus bertempur habis-habisan melawan puluhan Undead yang terus bermunculan hingga batas waktu tertentu atau mati terjepit oleh perangkap. Selama menjalankan ujiannya, terlihat pula sisa-sisa para penantang yang masih hidup terpontang-panting dikeroyok oleh puluhan Undead, beberapa diantara mereka sudah mati terbunuh secara tragis. Darah berceceran dimana-mana, hal ini membuat Kratos teringat masalalunya lagi. Masalalu akan para pasukannya yang terbunuh secara tragis, bersimbah darah seperti mereka. Peristiwa yang bertepatan dengan kekalahan pasukan Sparta.
Sebagai komandan perang paling muda dan paling berani, Kratos menghasilkan sebuah kesetiaan oleh pasukan Spartanya bahkan untuk membawa mereka kemanapun peperangan berlangsung. Hingga pada waktunya, Spartan berhadapan melawan ribuan bangsa Barbarian dari Timur dan dikalahkan dengan tanpa ampun hanya dalam beberapa jam. Meski para Spartan telah disiplin dalam berlatih dan berpengalaman dalam berperang namun itu tidak berarti apa-apa, semua pasukannya dibunuh dengan kejam dan kapten muda mereka menghadapi akhir karir hebatnya. Disinilah saat-saat Kratos menebus kemenangannya dengan apapun yang dimiliki bahkan dengan jiwanya sendiri sekalipun, panggilan keputus asaan inilah yang akhirnya akan menghantui Kratos dalam hari-harinya. Setelah itu Kratos menyadari perubahan dirinya yang ternyata menjadi sangat mengerikan sebelum akhirnya Kratos melanjutkan apa yang harus dia lakukan.
Tantangannya berlanjut hingga Kratos berakhir disebuah altar beserta peti mati. Altar ini milik putra termuda dari Pathos Verdes III Sang Arsitektur. Dia bersama ayahnya meninggal dengan hormat setelah selesai menjalankan pelayanannya terhadap dewa, kemudian disini dibaringkan anak tersebut sebagai simbol penghargaanya. Tengkoraknya menjadi kunci tersembunyi untuk membuka Ring of Pandora v.2 dan mengaktifkan tantangan menuju level berikutnya.
LV.2 Challenge of Poseidon
Yang perlu Kratos lakukan untuk mencapai lokasi tantangan Poseidon yaitu dengan menggapai tangga yang menghubungkan atap terluar kuil Pandora. Kemudian dari atap ini Kratos dapat melihat pemandangan padang pasir yang berkabut dan Titan Cronos yang sedang terus menghadapi takdirnya, meskipun sebenarnya pemandangan tersebut tidak membuatnya terkesan sama sekali karena selain itu, dia juga harus berhadapan dengan pasukan Cerberus Seeds beserta induknya Cerberus Breeder.
Kratos VS Cerberus Breeders and Seeds |
Jenis Cerberus ini memang yang terlemah dari jenis lainnya namun kelebihan mereka adalah kemampuan berkembang biak yang sangat banyak, sehingga jika Cerberus ini dibiarkan hidup lama di dalam kuil ini maka akan terbentuk banyak batalion Cerberus dalam waktu singkat. Cerberus Seeds adalah bayi-bayi Cerberus yang juga akan mengalami pertumbuhan yang super pesat jika mendapati ancaman dari luar. Apabila disebuah pertempuran mereka tidak segera dibunuh maka Cerberus Seeds akan tumbuh menjadi Cerberus Breeder, lalu akan menjadi lebih merepotkan lagi jika hewan ini segera berkembang biak dengan cara memuntahkan bayi-bayinya.
Cyclops Desert King |
Beberapa Cyclopes jenis unik juga ditemui di area ini, dengan kepala yang lebih kecil dan leher yang lebih panjang dari yang normal lainnya, makhluk ini bernama Cyclops Desert King. Mereka juga memiliki sejenis tanduk di punggungnya yang bungkuk. Jenis ini hanya dapat ditemui di Temple of Pandora, terlihat bahwa Desert King adalah pelayan para dewa yang memiliki tanggung jawab paling tinggi diantara jenis Cyclopes lainnya.
Diperjalanan selanjutnya, Kratos bertemu dengan level Undead yang lebih tinggi lagi bahkan ini adalah level yang paling tinggi dan terkuat dikalangan Undead. Dengan senjata yang lengkap dan armor yang sangat kuat membuat mereka mendapat julukan sebagai Legionnaire Captain. Monster ini dapat memblok semua serangan Kratos disusul dengan serangan balasan yang cukup mematikan, hal ini akan sangat kesulitan apabila mereka berdatangan dalam jumlah banyak. Belum lagi batalion Undead Archery/Pemanah juga berjaga disepanjang tebing-tebing jalan yang dilaluinya.
"Apa yang para dewa minta padaku, tak seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak meski Pandora's Box adalah sebuah barang yang sangat berharga tinggi sekalipun." - Athens Soldier's Note
Setelah berhasil memasuki area yang lebih dalam dengan mengalahkan musuh-musuh yang kuat, Kratos menemui catatan disamping seorang mayat di area bernama Chamber of Sacrifice. Pada catatan tersebut, dia mengeluhkan akan permintaan dewa yang tidak mungkin atau sulit dilakukan oleh setiap manusia. Jika dilihat dari mayatnya, dia terlihat menusuk dirinya dengan sebilah pisau, mengartikan bahwa dirinya melakukan bunuh diri karena tidak mungkin bisa melanjutkan tantangan yang diberikan dewa padanya lagi. Tantangan tersebut adalah menyajikan sebuah pengorban/tumbal dihadapan patung dewa Poseidon. Tantangan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang monster atau iblis, dan Kratos adalah salah satunya. Perbuatan ini bukanlah hal sulit bagi orang Sparta seperti Kratos, pengorbanan dalam perjuangan adalah hal yang biasa baginya. Dia menemukan banyak prajurit Athena yang entah kenapa nampaknya mereka terperangkap disebuah kurungan, lalu dengan pandangan dinginnya dia menurunkan salah satu prajurit yang terdekat. Walaupun awalnya prajurit tersebut mengira akan dibebaskan olehnya, tapi Kratos menjelaskan bahwa dewa Poseidon meminta sebuah pengorbanan kepada kita semua. Seketika itu prajurit tersebut ketakutan bahwa ternyata dirinyalah yang akan dikorbankan.
Kratos sudah paham dengan situasinya bahwa tujuan para prajurit Athena datang kesini adalah untuk mengambil Pandora's Box lalu mengalahkan dewa Ares, sehingga dia berpikir bahwa Sang Prajurit juga harus ikut berkorban dan mati dengan hormat demi kepentingan bersama. Meski prajurit lemah tersebut terlihat belum siap mati, namun prajurit tetaplah prajurit dan mereka adalah orang-orang yang seharusnya siap berani mati. Sesuai dengan janji yang tertulis pada patung Poseidon, akhirnya Kratos dapat melanjutkan tantangannya. Tantangan selanjutnya yang sebagian besar berada dalam air sehingga Sang Penantang harus mengambil Poseidon's Trident agar mendapat ijin untuk menjelajahi area bawah air Sang Dewa Laut. Kratos juga sempat bertemu dengan Nyads, sejenis peri-peri laut yang merupakan keturunan langsung dari dewa Poseidon, mereka juga ikut melindungi teritorial bawah air yang dikuasai Poseidon dan mereka akan memberikan apapun apabila permintaannya dipenuhi.
Kratos mencium Nyad |
Ukiran dan patung tentang dewa penguasa Lautan ini juga dibuat didasar air bersama dengan bermacam jebakan yang akan membunuh siapapun yang tidak waspada terhadap tantangan ini. Selain patung dewa, ada juga patung salah satu istri tercintanya yaitu Amphitrite. Ibu dari Triton Sang Raja Duyung ini mewakili Sang Dewa untuk mengawasi gerak-gerik setiap penantang pemberani yang memasuki tantangan Dewa Poseidon, maka dari itu dialah satu-satunya yang tahu jalan keluar dari tantangan kali ini. Jalan keluar yang tersembunyi ini akan membawa Sang Penantang menuju tantangan berikutnya dengan melewati The Rings of Pandora sebagai checkpoint.
LV.3 Challenge of Hades
Dengan membawa Poseidon's Trident maka Kratos mendapat ijin untuk berenang dan menyelami kolam besar yang berada di pusat Ring of Pandora v.2, dimana terdapat jalan tersembunyi yang akan membawanya menuju tantangan level tiga. Sebelum memasuki tantangan yang sebenarnya, Kratos berpapasan dengan ruangan dengan pintu raksasa yang disegel dengan rantai besar. Pintu ini untuk sementara tidak mungkin bisa dimasuki tanpa membuka segelnya, dan inilah tujuan akhir dari tantangan Hades.
Dalam Chamber of Hades, tantangan yang diberikan oleh dewa Hades kepada Sang Penantang adalah mengalahkan total 8 Centaurs lalu bagi siapapun yang menumbalkan darah mereka kepada Hades maka tantangan pertama ini terselesaikan.
Kemudian Kratos memasuki labirin yang dipenuhi oleh rombongan Undead, Gorgon, dan Centaur. Terdapat tombol besar yang tersembunyi dalam labirin ini, tombol ini akan menekan keluar Patung Hades yang berada di dasar Chamber of Hades. Patung raksasa ini akan memancarkan cahaya yang menerangi ruangan bernama Dark Halls. Ruangan ini sebelumnya sangatlah gelap, hal ini tak mungkin bisa dimasuki tanpa bantuan penerangan yang bertenaga besar. Kegelapan dalam ruangan ini sangatlah mematikan karena ternyata Dark Halls adalah jebakan bola api raksasa yang menggelinding dari puncak dalam jumlah yang sangat banyak. Tanpa tahu apa yang ada didalam sini hanya akan membuang nyawa sia-sia.
"Delapan jalan buntu. Satu jalan keluar. Dapatkah kamu menemukannya sebelum api Hades mengonsumsimu?" - Book of Pathos Verdes III
Apabila Kratos berhasil mendaki sampai dipuncak, dia akan mendapat beberapa harta karun dan buku petunjuk milik Pathos Verdes III mengenai jalan keluar dari jebakan ini. 1 dari 8 pintu yang terdapat diantara jebakan bola api ini adalah jalan keluarnya. Jika Sang Penantang membuka semua pintunya, dia bisa tahu bahwa pintu ketiga di sebelah kiri adalah jalan keluar yang sebenarnya.
Jalan keluar ini menghubungkan menuju labirin terakhir, dimana lokasi untuk membuka pintu raksasa yang sebelumnya Kratos temui berada tersembunyi dalam labirin ini. Setelah berhasil membuka pintu raksasa tersebut, sesuatu yang mengerikan muncul dari dalam.
Monster Undead berukuran raksasa setinggi 20 kaki dengan perawakan Minotaur memunculkan diri dengan penuh kebuasan. Seluruh tubuh monster ini dilindungi dengan armor yang sangat tebal, membuatnya sangat sulit untuk ditaklukkan tanpa melepaskan semua armornya. Dalam sejarah mitologi Yunani, sebelumnya monster ini adalah Minotaur generasi pertama yang lahir di Crete dan dibiarkan mengamuk dalam labirin hingga akhir hayatnya setelah dibunuh oleh salah satu pahlawan Yunani bernama Theseus. Dalam kasus ini, Hades tampaknya membangkitkan monster ini kembali agar berdedikasi kepadanya sebagai bagian dari Undead dan bertanggung jawab sebagai Pandora's Guardian, yang mana akan menentukan hidup-matinya Sang Penantang setelah berhasil melewati semua tantangan yang ada. Pandora's Guardian disini muncul sebagai tantangan terakhir dan tersulit bagi siapapun yang ingin mengambil Pandora's Box.
Kratos VS Pandora's Guardian |
Kratos adalah seorang penantang yang berhasil melewati semua tantangan yang ada dalam Pandora's Temple lalu disinilah Kratos akan ditentukan hidup-matinya dengan melawan monster raksasa ini. Monster ini benar-benar kuat, dia tidak akan membiarkan siapapun melewatinya meski pintu gerbang dibelakangnya terbuka dengan lebar. Armor tebal yang nampak didesain khusus olehnya menjadi kelebihan yang tak tertandingi kecuali dengan Blades of Chaos. Senjata dewa ini sangat menguntungkan Kratos, disamping kelincahan pengalamannya dalam mengalahkan monster-monster berukuran raksasa. Sedikit demi sedikit, armor yang melapisinya hancur dan terlepas, kebrutalan Kratos justru lebih mengerikan. Hingga akhirnya setelah semua armor ditubuhnya terlepas, Kratos meluncurkan serangan terakhir dengan menembakkan Ballista yang didesain untuk para Penantang sebagai senjata pendukung.
Kemenangan Kratos ini akan memberikan jalan menuju area dimana mayat anak tertua Pathos Verdes III Sang Arsitektur dibaringkan dalam peti mati. Anak ini mati setelah anak termuda menuju Elysian Fields. Pada sebuah altar tersebut Kratos dapat membuka petinya lalu mengambil tengkoraknya sebagai kunci menuju area berikutnya.
Ketika Kratos sedang menuju The Rings of Pandora, dia bertemu dengan Hades dalam bentuk roh seperti dewa-dewa sebelumnya. Hades sangat mengagumi kehebatan Kratos dalam menyelesaikan tantangan-tantangan darinya sejak dia memasuki areanya sampai mengalahkan Pandora's Guardian. Dari percakapan ini nampaknya Hades belum mengetahui tentang kematian Pesephone Sang Istri dan Charon Sang Pelayan yang disebabkan karena ulah Kratos, disini dia justru mengkhawatirkan Kratos dan menawarkan kekuatan jiwanya kepada Kratos. Army of Hades adalah nama dari kekuatan tentara jiwa orang-orang mati yang dikirim langsung dari Underworld untuk melayani penggunanya dalam melancarkan serangan.
Setelah mendapatkan kekuatan baru dari dewa, Kratos kembali menuju The Rings of Pandora dan menemukan pintu beserta lubang kunci yang nampaknya cocok dengan tengkorak yang dibawa. Kunci tengkorak tersebut ternyata digunakan untuk menyurutkan kolam besar ditengah Ring of Pandora v.2 dan dasar kolam inilah yang menjadi area ketiga (v.3) dari The Rings of Pandora. Pusat dari bagian ini terdapat patung Zeus beserta batu kristal yang menempel di dadanya, tampaknya kristal itu menjadi segel yang melindungi jalan menuju Pandora's Box. Batu kristal ini tidak bisa dihancurkan karena cara membuka segelnya memang bukan untuk dihancurkan melainkan dengan memberi energi sinar yang sangat kuat dari batu kristal lainnya yang terdapat di Temple of Crystal Eye, inilah waktunya membuka kunci terakhir. Puzzle terakhir ini hanya perlu menata posisi ketiga Ring of Pandora agar kedua batu kristal tersebut saling terhubung.
Cahaya tebal menyinari satu sama lain setelah kedua kristal tersebut berhadapan. Patung Zeus yang perkasa tersebut naik menjulang tinggi ke permukaan kuil Pandora hingga keseluruhan kuil bergetar sampai di area luar, tampak Body Burner telah mengetahui keberhasilan Kratos dalam menghadapi tantangannya sebagai orang pertama yang berhasil menaklukkan Temple of Pandora. Dewi Athena juga mengetahui keberhasilannya, ia hanya bisa memandunya dan memberi peringatan bahwa ini belumlah berakhir karena Pandora's Box tersimpan dipuncak kuil, dan Kratos harus menuju kesana melalui Patung Zeus lalu kembali ke kota dengan membawa Pandora's Box.
LV.4 Cliff of Madness
Sekarang Kratos berada di puncak tertinggi dari kuil Pandora. Pemandangan padang pasir terbentang luas, tapi bukan itu yang membuat menarik perhatian karena sebelum memasuki area bernama Cliff of Madness, Kratos justru dihadang oleh makhluk yang tampak kuat. Ini adalah jenis Satyr yang sangat bertalenta dalam menggunakan tongkat pedang gandanya dan kelincahan akrobatnya tampak berbeda dibanding Undead. Makhluk-makhluk seperti ini akan lebih sering dijumpai Kratos disini dan itu akan lebih merepotkan jikalau muncul berkelompok.
Satu Satyr tidaklah mungkin menghentikan Kratos, meski penampilan luarnya sangat mengesankan. Beberapa langkah setelah pertarungan, dia bertemu dengan seekor Harpy ditengah jembatan yang sedang menyantap mayat. Kratos melihatnya dan membuatnya teringat akan masalalu ketika dia menerima Blades of Chaos. Dua pedang kembar ini ditempa langsung dari Underworld dan diperuntukkan sebagai senjata sekelas dewa, rantai-rantai mendidih tersebut diikat di lengan Kratos hingga meninggalkan bekas luka bakar yang menjadi pengingkat akan sumpah Kratos. Dengan senjata ini, Kratos telah mendapat kekuatan amarah dewa Ares yang luar biasa, meski nyatanya dia harus membayar harga yang terlalu mahal bahkan bagi Jendral Sparta sekalipun.
"Cliff of Maddness terbentang dihadapanmu. Dalam hati kecilku, saya takut mungkin saya telah mendesain rintangan tanpa jalan keluar. Jika saya benar, semoga para Dewa yang kejam dan tidak peduli, menunjukkanmu jalan yang benar." - Book of Pathos Verdes III
Masalalunya itu benar-benar mengubahnya, hal itulah yang tidak diinginkan Kratos. Kemenangan instan itu menjadi awal dari masalalunya yang gelap. Tugas terakhirnya dalam pelayanan kepada dewa Olympus ini merupakan tanggung jawab sekaligus sebagai media balas dendamnya kepada dewa Ares. Kratos melanjutkan hingga didepan tebing dia membaca sebuah petunjuk mengenai tempat yang akan dia masuki bernama Cliff of Madness (Jurang Kegilaan). Ini adalah lokasi tantangan terakhir para pencari Pandora's Box. Puzzle dan jebakan telah dia lewati, pertarungan demi pertarungan juga dia hadapi sampai-sampai dia mengingat lagi kelanjutan masa lalunya setelah berhasil mengalahkan pasukan Barbarian.
Kali ini dia mengingat peristiwa ketika melayani permintaan dewa Ares dengan penuh loyalitas. Bersama dengan pasukan Sparta yang tersisa meluncurkan serangan besar tanpa sifat kemanusiaannya, dirinya benar-benar berubah seperti binatang yang haus akan keinginan membunuh. Mereka menyerang kota Athena dikarenakan mereka membangun kuil untuk menyembah dewi Athena dan itu sangat bertentangan dengan ideologinya. Hingga suatu ketika hatinya pernah menolak tempat yang mengganjal baginya, sesuatu yang dilarang oleh instingnya agar tidak masuk ke dalam. Disinilah pusat dari kuil Athena yang dimaksud, seorang Oracle disana juga telah mengatakan bahaya yang lebih besar dari yang dia tahu. Telinganya seolah sudah tuli, ambisinya tidak bisa dibendung demi kejayaan dewa Ares kepada seluruh dunia. Tapi pada akhirnya dia telah sadar bahwa kejayaan yang ia kejar, berubah menjadi mengerikan setelah dia menyerang kuil tersebut. Gambaran dua korban terakhir dalam kuil tersebut akan menghantuinya untuk selamanya. Dia baru sadar bahwa setelah tragedi di hari itu, dia sudah tak dapat melayani majikannya lagi, kematian Ares adalah gambaran yang terpintas dikepalanya. Membunuh Sang Dewa Perang adalah keinginan murni selanjutnya, itulah kenapa Pandora's Box adalah benda yang sangat berharga bagi Kratos.
Pandora's Temple dirantai di punggung Titan Cronos |
Perjalanan jauhnya mengantarkan sampai Architect's Tomb. Ini adalah tempat dimana Pathos Verdes III Sang Arsitektur bekerja untuk terakhir kalinya lalu tewas bunuh diri karena menjadi gila. Kegilaan yang telah menimpanya karena kefanatikannya kepada para Dewa. Dimulai sejak menjinakkan Titan Cronos yang dibantu oleh beberapa Harpies, pengendara mereka, dan para Dewa. Kemudian Verdes memulai membangun kuil dipunggungnya. Desain jebakan yang awalnya mudah dan lancar tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi lebih sulit dan lebih sulit ketika dia mulai kehilangan akal sehatnya. Anak termuda disusul oleh anak tertuanya meninggal secara beriringan. Kematian mereka membuatnya gila dan mulai kehilangan kepercayaan kepada para Dewa, sementara penantang pertama yang gagal lalu dikutuk menjadi Undead (Body Burner) juga membuatnya semakin gila karena dihantui rasa bersalah. Akal sehatnya mulai kehilangan kewarasan, ketika dia malah menggunakan mayat anak-anaknya sebagai bagian dari jebakan-jebakan di dalanm kuil. Hal ini mengakibatkan masalah serius dengan istrinya, lalu argumen mereka berakhir setelah tak sengaja Verdes menusuk istrinya dengan sebilah pisau, dan membunuhnya. Merasa dirinya sudah tidak mungkin bisa melanjutkan pembangunannya lagi karena seluruh keluarganya pergi, dia lalu bunuh diri dan kutukan kepada para Dewa adalah kata-kata penyesalan terakhirnya.
"...mencoba menghentikanku...dia bilang para Dewa itu penipu, bahwa saya juga orang bodoh. Dia mungkin benar...tapi Mereka mendatangiku, Mereka mempercayaiku...dia harus dihentikan...tapi sekarang mereka pergi, seluruh keluargaku. Aku tak bisa meneruskannya." - Pathos Verdes III's Note
Catatan kematian Sang Arsitektur tertulis disamping mayatnya yang tergeletak diatas meja dengan darah yang mengering di permukaan meja tersebut. Mayat istrinya terlihat duduk dengan arah berlawanan darinya dalam kondisi tertusuk pisau didadanya. Tengkoraknya ternyata juga digunakan sebagai kunci layaknya kedua anaknya, dimana ini digunakan untuk membuka jalan terakhir menuju Pandora's Box itu sendiri. Dalam sejarah, tidak ada siapapun yang mampu mencapai Pandora's Box, tapi setelah 2500 tahun sejak awal pembuatan kuil hingga sekarang, orang fana (mortal) pertama yang mampu dan hanya seorang saja yang akhirnya terbukalah kotak itu untuk Kratos.
Ketika Kratos menyentuh Pandora's Box, Athena muncul dalam bentuk roh memberi selamat atas keberhasilannya dan memberitahu situasi kota Athena saat ini bahwa masih ada kesempatan untuk menyelamatkannya apabila secepatnya membawa Pandora's Box kemudian mengalahkan dewa Ares menggunakan itu. Disisi lain dari kejauhan kota Athena, Ares yang sedang berperang merasakan keberhasilan Kratos lalu melemparkan sebuah pilar tajam dengan kekuatan dewanya yang Maha Dahsyat. Pilar tajam itu menghujam tepat di perutnya, darahnya mengalir deras keluar dari perutnya, keselamatannya sudah tidak bisa diharapkan lagi. Mungkin inilah akhir dari penderitaanya selama ini, namun sebagaimana nyawanya mulai meninggalkan Kratos, ingatan pada malam yang ditakdirkan justru muncul kembali. Bahkan dalam kematiannya, ingatan akan menumpahkan darah keluarganya sendiri masih menyiksanya. Pada malam itu juga tanda keburukan Kratos akan dapat dilihat oleh semua orang, abu dari tubuh istri dan putrinya akan terus menempel pada kulitnya untuk selamanya. Dengan kutukan inilah semua orang tahu akan kekejamannya, kulit putih dari abu keluarganya melahirkan julukan barunya sebagai Ghost of Sparta. Seiring para Harpies mengambil Pandora's Box darinya, kehidupan Kratos memudar dan jiwanya dijatuhkan ke dalam Underworld.
Akhir Cerita dari God of War (Temple of Pandora)
Baca selanjutnya... God of War (The New Olympian)
Baca sebelumnya God of War (Final Task)
Tidak ada komentar:
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan, Beri komentar tentang artikel ini, dan beri request alur cerita serial game lainnya