Setelah berhasil mendapatkan Pandora's Box lalu ditikam dengan pilar raksasa oleh Ares, Kratos menjalani takdirnya, inilah kematian pertama Kratos. Dia bersama orang-orang yang telah mati diterjunkan begitu saja menuju kedalaman Underworld tepatnya jatuh diatas Sungai Styx (River Styx). Sungai ini pernah Kratos kunjungi saat peristiwa di Chains of Olympus, yang mana seharusnya para orang mati ini (termasuk Kratos) tidak diterjunkan begitu saja dari Upperworld melainkan diangkut oleh Charon Sang Pengantar dengan perahu besarnya menuju Persephone's Chamber untuk diadili dan menerima takdir mereka antara Elysium Field atau Tartarus yang menjadi peristirahatan terakhir mereka. Namun kematian kedua orang penting ini membuat sistem pengadilan dalam Underworld menjadi kacau sehingga siapapun yang mati akan langsung diterjunkan menuju Sungai Styx tanpa pandang bulu, salah satu diantaranya adalah Kratos. Siapapun bisa memberontak dengan berpegangan pada tebing-tebing yang berbentuk seperti tulang belulang. Tebing-tebing ini bernama Path of Hades, jalan yang digunakan Hades untuk mengamati aktivitas Charon dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayannya, tapi entah kenapa Dewa tersebut tidak terlihat sama sekali.
Segerombolan Undead, Harpies, Minotaur, dan Satyr yang diberkati kekuatan api Hades terlihat melindungi tempat ini yang mungkin diperintahkan untuk mencegah siapapun memberontak seperti Kratos. Kratos berusaha melarikan diri dari kematiannya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui selain keluar dari dunia bawah (Underworld) dan naik ke dunia atas (Upperworld).
Ketika mencapai area paling puncak di tebing tulang-belulang tersebut, tali misterius tiba-tiba dijatuhkan entah dari mana. Karena tidak ada jalan lagi, Kratos mengambil tali itu dan memanjatnya yang ternyata membawanya menuju Upperworld, tepatnya di depan Temple of the Oracle. Disini Kratos menyadari bahwa ternyata orang yang menurunkan tali itu menuju Underworld adalah si kakek misterius penggali kubur (Grave Digger), hal ini membuat Kratos bertanya-tanya lagi siapa sebenarnya dia. Namun seperti biasa, kakek ini justru mengalihkan pembicaraanya ke arah yang lain bahwa dewi Athena membutuhkannya. Diakhir pembicaraanya, dia sebenarnya telah menunjukkan identitasnya bahwa dewi Athena bukanlah satu-satunya dewa yang selama ini mengawasinya, hal ini mengartikan bahwa kakek ini adalah salah satu dari para dewa yang selama ini mengawasi Kratos. Belum selesai mereka berbicara, tiba-tiba dia menghilang begitu saja saat Kratos mengalihkan pandangannya. Kepergiannya bukan lagi yang dia khawatirkan karena kota Athena nampaknya mulai mengalami akhir kehancuran sedikit demi sedikit.
Kuil milik Oracle sudah nampak menjadi reruntuhan, hal ini juga mengisyaratkan bahwa Sang Oracle sendiri pasti sedang mengalami masalah. Benar saja, dia sudah sekarat ditempat terakhir Kratos bertemu dengannya, pesan terakhirnya yang penuh putus asa dibawa pergi bersama kematiannya. Pesannya tidak berguna, itulah kenapa Kratos hanya meninggalkan jasadnya yang menyerah pada takdir lalu dengan penuh keyakinan tetap maju kedepan menuju peperangan.
Tak jauh dari kuil Oracle, Kratos bertemu dengan dewa Ares yang sedang mengumpat kepada ayahnya sendiri, dewa Zeus. Dia iri kepada dewi Athena karena Zeus lebih menyayanginya dibanding dirinya, sekarang kota Athena hancur lebur ditangannya dan bahkan Pandora's Box juga menjadi miliknya hal ini membuatnya berpikir bahwa apa jadinya jika dia menggunakan benda itu kepada Olympus. Meski sebenarnya Ares sudah tahu bahwa Kratos telah berhasil keluar dari Underworld namun dia lengah, Kratos menjatuhkan Pandora's Box dengan kekuatan tombak listrik (Zeus Fury) yang diberikan Zeus lalu membukanya dihadapan Ares Sang Dewa Perang itu sendiri. Kekuatan dewa yang keluar meluap-luap masuk kedalam tubuh siapapun yang membukanya. Tepat dihadapannya, Kratos menunjukkan kekuatan dewa yang berada dalam dirinya dengan ukuran fisik yang sama besar dengan Ares, meski kenyataanya Kratos masihlah manusia setengah dewa. Disisi lain Ares juga menunjukkan senjata tersembunyi di punggungnya berupa cakar raksasa yang hampir serupa dengan senjata milik Megaera (salah satu dari The Furies di God of War: Ascension).
Kedua monster ini akhirnya memulai duelnya. Pertarungan kedua anak Raja Olympus ini ternyata bisa dibilang seimbang karena selain kekuatan Pandora's Box yang Kratos serap, dia juga mendapat kekuatan-kekuatan dewa lainnya yang selama ini telah ia dapatkan. Hal inilah yang membuat Ares mengeluarkan kekuatan ilusinya, kedekatannya dengan The Furies ternyata juga membangkitkan kekuatan tersembunyinya. Ares membuka portal dan menyeret Kratos kedalam sebuah ilusi kekal. Di dalam ilusi, Ares menciptakan kembali kuil Athena (lokasi ketika Kratos membunuh keluarganya) beserta istri dan putrinya yang berada didalam. Kali ini Ares ingin menghancurkan semangatnya dengan membuatnya mengingat mimpi buruk yang telah melanda Kratos 10 tahun yang lalu. Kratos sadar bahwa ini adalah ilusi kekal yang mirip dengan yang diciptakan The Furies, tapi reaksi keluarganya ketika bertemu dengannya sangatlah mengejutkan. Salinan-salinan Kratos dengan sifat masa lalunya mendadak bermunculan dalam jumlah banyak berusaha membunuh keluarganya seperti dulu. Mengetahui apa yang akan terjadi nanti, Kratos kemudian berusaha melindungi keluarganya sekali lagi dari salinan-salinannya sendiri yang penuh ambisi membunuh.
Meski Kratos berhasil mengalahkan mereka semua, namun tidak lagi ketika Ares memaksa Blades of Chaos untuk membunuh keluarganya sekali lagi, dengan begini semangat bertarung Kratos menjadi habis tak tersisa. Blades of Chaos juga kembali kepada pemilik aslinya yaitu Sang Dewa Perang itu sendiri. Pertarungan belum berakhir, sebuah pedang raksasa yang tersembunyi di kota Athena ternyata digunakan sebagai jembatan penyeberangan. Pedang bernama Blade of Gods ini seolah dipinjamkan kepada Kratos untuk mengalahkan Ares sebagai pertolongan terakhir dari para Dewa. Menyadari akan hal tersebut, semangat bertahan hidup Kratos bangkit kembali. Olympus telah menjadi sekutunya, itulah yang membuatnya yakin bahwa hidupnya belum boleh berakhir sekarang. Dengan senjata barunya, Kratos menyerang Ares hingga akhir hidupnya. Sejarah baru dalam mitologi Yunani akhirnya tertulis kembali, Kratos telah melakukan hal yang mustahil. Seorang manusia (mortal) berhasil mengalahkan dewa (immortal) adalah suatu ketidakmungkinan yang akhirnya terpatahkan dalam sebuah mitologi.
Kota Athena telah terselamatkan, dan kehancurannya akan dapat dibangun kembali. Tapi hal yang sama tak dapat diterapkan untuk Kratos, ia tak dapat membangun jiwanya yang hancur kembali meski dengan bantuan para dewa. Apa yang telah dia lakukan 10 tahun lamanya ini hanyalah untuk menghapus dosa-dosanya yang pernah dia lakukan, bukan untuk menghilangkan mimpi buruknya, para dewa Olympus tidak pernah menjanjikan akan hal tersebut. Dewi Athena menjelaskan dengan tegas bahwa tak ada manusia maupun dewa yang bisa melupakan hal buruk yang pernah dilakukan. Mengetahui kenyataan yang harus diterimanya, Kratos berjalan menuju di sebuah tepi tebing dan menatap Laut Aegean untuk melakukan pilihan terakhirnya.
Inilah akhir cerita 3 minggu sebelumnya ketika Kratos menjalankan tugas terakhirnya dalam penebusan dosa. Kematian adalah pilihan paling tepat bagi dirinya untuk mengakhiri penderitaan, tapi takdir belum menentukan hal itu karena para dewa mempunyai rencana lain. Kratos menyadari dirinya diangkat dari lautan dan kembali ke daratan. Kematian Ares memberikan tahta kosong dalam tugas sebagai dewa Olympus, hutang budi para Olympian kepada Kratos akhirnya dibayar dengan pengangkatan Dewa Perang baru. Dewi Athena sebagai perwakilan dari para Olympian memberikan sambutan kepada Kratos agar menerima jabatan baru tersebut beserta senjata barunya bernama Blades of Athena. Dewi Athena juga membukakan portal menuju singgasana Dewa Perang di Puncak Olympus (Mt. Olympus). Tahta ini telah diberikan kepada Kratos sebagai Dewa Perang yang baru, lengkap dengan penghargaan-penghargaan yang pernah dia raih. Mulai saat ini seluruh peperangan yang berlangsung di seluruh dunia baik untuk kebaikan atau keburukan akan diawasi oleh Kratos the New God of War.
Akhir cerita dari God of War (The New Olympian)
Segerombolan Undead, Harpies, Minotaur, dan Satyr yang diberkati kekuatan api Hades terlihat melindungi tempat ini yang mungkin diperintahkan untuk mencegah siapapun memberontak seperti Kratos. Kratos berusaha melarikan diri dari kematiannya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui selain keluar dari dunia bawah (Underworld) dan naik ke dunia atas (Upperworld).
Ketika mencapai area paling puncak di tebing tulang-belulang tersebut, tali misterius tiba-tiba dijatuhkan entah dari mana. Karena tidak ada jalan lagi, Kratos mengambil tali itu dan memanjatnya yang ternyata membawanya menuju Upperworld, tepatnya di depan Temple of the Oracle. Disini Kratos menyadari bahwa ternyata orang yang menurunkan tali itu menuju Underworld adalah si kakek misterius penggali kubur (Grave Digger), hal ini membuat Kratos bertanya-tanya lagi siapa sebenarnya dia. Namun seperti biasa, kakek ini justru mengalihkan pembicaraanya ke arah yang lain bahwa dewi Athena membutuhkannya. Diakhir pembicaraanya, dia sebenarnya telah menunjukkan identitasnya bahwa dewi Athena bukanlah satu-satunya dewa yang selama ini mengawasinya, hal ini mengartikan bahwa kakek ini adalah salah satu dari para dewa yang selama ini mengawasi Kratos. Belum selesai mereka berbicara, tiba-tiba dia menghilang begitu saja saat Kratos mengalihkan pandangannya. Kepergiannya bukan lagi yang dia khawatirkan karena kota Athena nampaknya mulai mengalami akhir kehancuran sedikit demi sedikit.
"Kratos... telah kembali, tapi sudah terlambat... Ares sudah mengambil Athena... Sudah tidak ada lagi harapan... Tidak ada harapan... Ares sudah...menang... kita...sudah gagal" - Oracle of Athens
Kuil milik Oracle sudah nampak menjadi reruntuhan, hal ini juga mengisyaratkan bahwa Sang Oracle sendiri pasti sedang mengalami masalah. Benar saja, dia sudah sekarat ditempat terakhir Kratos bertemu dengannya, pesan terakhirnya yang penuh putus asa dibawa pergi bersama kematiannya. Pesannya tidak berguna, itulah kenapa Kratos hanya meninggalkan jasadnya yang menyerah pada takdir lalu dengan penuh keyakinan tetap maju kedepan menuju peperangan.
Tak jauh dari kuil Oracle, Kratos bertemu dengan dewa Ares yang sedang mengumpat kepada ayahnya sendiri, dewa Zeus. Dia iri kepada dewi Athena karena Zeus lebih menyayanginya dibanding dirinya, sekarang kota Athena hancur lebur ditangannya dan bahkan Pandora's Box juga menjadi miliknya hal ini membuatnya berpikir bahwa apa jadinya jika dia menggunakan benda itu kepada Olympus. Meski sebenarnya Ares sudah tahu bahwa Kratos telah berhasil keluar dari Underworld namun dia lengah, Kratos menjatuhkan Pandora's Box dengan kekuatan tombak listrik (Zeus Fury) yang diberikan Zeus lalu membukanya dihadapan Ares Sang Dewa Perang itu sendiri. Kekuatan dewa yang keluar meluap-luap masuk kedalam tubuh siapapun yang membukanya. Tepat dihadapannya, Kratos menunjukkan kekuatan dewa yang berada dalam dirinya dengan ukuran fisik yang sama besar dengan Ares, meski kenyataanya Kratos masihlah manusia setengah dewa. Disisi lain Ares juga menunjukkan senjata tersembunyi di punggungnya berupa cakar raksasa yang hampir serupa dengan senjata milik Megaera (salah satu dari The Furies di God of War: Ascension).
Kedua monster ini akhirnya memulai duelnya. Pertarungan kedua anak Raja Olympus ini ternyata bisa dibilang seimbang karena selain kekuatan Pandora's Box yang Kratos serap, dia juga mendapat kekuatan-kekuatan dewa lainnya yang selama ini telah ia dapatkan. Hal inilah yang membuat Ares mengeluarkan kekuatan ilusinya, kedekatannya dengan The Furies ternyata juga membangkitkan kekuatan tersembunyinya. Ares membuka portal dan menyeret Kratos kedalam sebuah ilusi kekal. Di dalam ilusi, Ares menciptakan kembali kuil Athena (lokasi ketika Kratos membunuh keluarganya) beserta istri dan putrinya yang berada didalam. Kali ini Ares ingin menghancurkan semangatnya dengan membuatnya mengingat mimpi buruk yang telah melanda Kratos 10 tahun yang lalu. Kratos sadar bahwa ini adalah ilusi kekal yang mirip dengan yang diciptakan The Furies, tapi reaksi keluarganya ketika bertemu dengannya sangatlah mengejutkan. Salinan-salinan Kratos dengan sifat masa lalunya mendadak bermunculan dalam jumlah banyak berusaha membunuh keluarganya seperti dulu. Mengetahui apa yang akan terjadi nanti, Kratos kemudian berusaha melindungi keluarganya sekali lagi dari salinan-salinannya sendiri yang penuh ambisi membunuh.
Meski Kratos berhasil mengalahkan mereka semua, namun tidak lagi ketika Ares memaksa Blades of Chaos untuk membunuh keluarganya sekali lagi, dengan begini semangat bertarung Kratos menjadi habis tak tersisa. Blades of Chaos juga kembali kepada pemilik aslinya yaitu Sang Dewa Perang itu sendiri. Pertarungan belum berakhir, sebuah pedang raksasa yang tersembunyi di kota Athena ternyata digunakan sebagai jembatan penyeberangan. Pedang bernama Blade of Gods ini seolah dipinjamkan kepada Kratos untuk mengalahkan Ares sebagai pertolongan terakhir dari para Dewa. Menyadari akan hal tersebut, semangat bertahan hidup Kratos bangkit kembali. Olympus telah menjadi sekutunya, itulah yang membuatnya yakin bahwa hidupnya belum boleh berakhir sekarang. Dengan senjata barunya, Kratos menyerang Ares hingga akhir hidupnya. Sejarah baru dalam mitologi Yunani akhirnya tertulis kembali, Kratos telah melakukan hal yang mustahil. Seorang manusia (mortal) berhasil mengalahkan dewa (immortal) adalah suatu ketidakmungkinan yang akhirnya terpatahkan dalam sebuah mitologi.
Kota Athena telah terselamatkan, dan kehancurannya akan dapat dibangun kembali. Tapi hal yang sama tak dapat diterapkan untuk Kratos, ia tak dapat membangun jiwanya yang hancur kembali meski dengan bantuan para dewa. Apa yang telah dia lakukan 10 tahun lamanya ini hanyalah untuk menghapus dosa-dosanya yang pernah dia lakukan, bukan untuk menghilangkan mimpi buruknya, para dewa Olympus tidak pernah menjanjikan akan hal tersebut. Dewi Athena menjelaskan dengan tegas bahwa tak ada manusia maupun dewa yang bisa melupakan hal buruk yang pernah dilakukan. Mengetahui kenyataan yang harus diterimanya, Kratos berjalan menuju di sebuah tepi tebing dan menatap Laut Aegean untuk melakukan pilihan terakhirnya.
Inilah akhir cerita 3 minggu sebelumnya ketika Kratos menjalankan tugas terakhirnya dalam penebusan dosa. Kematian adalah pilihan paling tepat bagi dirinya untuk mengakhiri penderitaan, tapi takdir belum menentukan hal itu karena para dewa mempunyai rencana lain. Kratos menyadari dirinya diangkat dari lautan dan kembali ke daratan. Kematian Ares memberikan tahta kosong dalam tugas sebagai dewa Olympus, hutang budi para Olympian kepada Kratos akhirnya dibayar dengan pengangkatan Dewa Perang baru. Dewi Athena sebagai perwakilan dari para Olympian memberikan sambutan kepada Kratos agar menerima jabatan baru tersebut beserta senjata barunya bernama Blades of Athena. Dewi Athena juga membukakan portal menuju singgasana Dewa Perang di Puncak Olympus (Mt. Olympus). Tahta ini telah diberikan kepada Kratos sebagai Dewa Perang yang baru, lengkap dengan penghargaan-penghargaan yang pernah dia raih. Mulai saat ini seluruh peperangan yang berlangsung di seluruh dunia baik untuk kebaikan atau keburukan akan diawasi oleh Kratos the New God of War.
Akhir cerita dari God of War (The New Olympian)
Baca selanjutnya... God of War : Comics Issue 1
Baca sebelumnya... God of War (Temple of Pandora)
Tidak ada komentar:
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan, Beri komentar tentang artikel ini, dan beri request alur cerita serial game lainnya