April 2018 - Fantastical HQ

Sabtu, 21 April 2018

Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Underworld)
01:081 Comments
Berlanjut dari peristiwa sebelumnya pada bagian Dunia Atas (Upperworld), kali ini Kratos dikirim oleh Fire Steeds menuju Dunia Bawah (Underworld). Dimulai dari sinilah Kratos melanjutkan perjalanannya setelah berhasil berpengangan di tebing Asphodel, area netral sebelum memasuki kekuasaan dewa Hades. Dari puncak sini, Kratos dapat melihat pemandangan horror dari Underworld, tempat dimana tidak ada seorang pun manusia yang menginjakkan kakinya disini melainkan hanya para jiwa-jiwa orang mati yang sedang menghadapi takdirnya.

https://fantasticalhq.blogspot.co.id/2018/04/alur-cerita-lengkap-god-of-war-chains-of-olympus-underworld.html
 
Disamping mereka yang sudah mati, penghuni asli dari tempat ini adalah makhluk-makhluk dari ras undead bernama Hoplite yang akan menghentikan siapapun tamu yang tak diundang memasuki kawasan Underworld, serta ada beberapa Harplings, Gorgon, dan Cyclops Tyrant juga berada dipihak yang menguasai kawasan sekitar. Kratos sudah berjalan jauh dan menghabisi banyak musuh yang menghalanginya hingga berakhir dengan gerbang utama (Gates of Hades) menuju istana penguasa Underworld yaitu dewa Hades, namun Kratos tidak ingin membuat masalah dengannya sehingga dia lebih memilih menyusup lewat jalan lain.

Jalan lain yang ia maksud adalah jalan bagi orang-orang mati, yaitu melalui sungai yang penuh darah bernama River Styx. Disini Kratos tidak akan dan tidak mungkin menyelami sungai tersebut, karena selain penuh dengan darah busuk, di dasarnya terdapat banyak jiwa-jiwa yang menderita menginginkan kehidupan kembali karena telah gagal dalam menjalani hidupnya, penyesalan membuat mereka iri dengan mereka yang masih hidup dan berusaha merampas tubuh hidupnya jikalau bisa. Oleh karena itu Kratos harus membunyikan lonceng besar dan menaiki kapal pengantar yang dinahkodai oleh Charon the Ferryman, namun dia menolak Kratos yang masih hidup. Syarat bagi seseorang yang ingin menaiki kapal tersebut adalah orang itu harus mati. Sebenarnya ada trik khusus yang pernah dipakai oleh para Pahlawan Yunani terdahulu untuk menyusup kedalam Underworld melalui Charon yaitu dengan menyuapnya dengan sejumlah keping koin, namun tampaknya Kratos tidak mengetahui trik ini.


Kratos merasa terancam bahwa nyawanya akan dicabut sendiri oleh Charon, sehingga pertarungan pun terjadi. Pada pertarungan yang singkat ini, Kratos kalah telak. Dia tidak memiliki kekuatan yang lebih untuk melawan Charon atau mungkin sengaja dirinya kalah, untungnya Charon tidak benar-benar membunuhnya melainkan hanya menjebloskan dirinya kedalam penjara yang lebih dalam dari Underwolrd yaitu Pits of Tartarus. Entah ini hanya kebetulan atau rencananya tapi yang jelas untuk mencari seorang Titans maka disinilah tempatnya, para Titan yang kalah dalam Titanomachy dianggap memiliki jiwa yang jahat dan hampir keseluruhan dijebloskan ke dalam sini salah satunya adalah Atlas. Selain para Titan, disini pulalah para manusia yang berjiwa jahat disiksa, terlihat banyak jasad yang sudah mati dalam kondisi terikat. Kratos akan menjadi salah satu dari mereka jikalau tidak segera melepaskan diri, karena rombongan Hoplite, Gorgon, dan Harpy dewasa telah siap untuk menyiksa korbannya.

Kratos berhasil meloloskan diri kemudian dia mempelajari bagaimana seorang Titan berukuran raksasa dapat takluk oleh para dewa Olympus dan terikat dengan kuat tanpa ada kesempatan untuk lolos kecuali seseorang dari kalangan dewa sendiri yang meloloskannya. Seperti halnya dengan kasus Atlas saat ini, Titan ini sebelumnya telah takluk dengan raja dewa Olympus, yaitu Zeus yang menggunakan senjata penakluk Titan bernama the Gauntlet of Zeus. Senjata ini telah disimpan dengan aman di Temple of Zeus dan kuncinya diserahkan kepada kepala sipir Tartarus yang disebut sebagai the Jailer of Tartarus, tapi secara misterius kepala sipir tersebut sudah menjadi tulang belulang di tempat singgahsananya, dengan begini Kratos hanya perlu mengambil kuncinya (the Cryptkeeper's Key) dengan leluasa beserta senjata pamungkasnya.

Kratos berusaha mengambil Gauntlet of Zeus

Area dalam Pit of Tartarus

Salah satu Titan yang tubuhnya diikat dengan rantai raksasa

Semakin dalam Kratos memasuki area Tartarus, maka semakin dia menemukan seorang Titan yang terantai dengan sempurna. Ada juga rantai-rantai yang sudah hancur dan sangat bisa dipastikan bahwa rantai tersebut bekas dari Atlas yang kabur, mimpi buruk macam apa yang akan terjadi jika membiarkan makhluk-makhluk ini dibebaskan.



Setelah mendapatkan cukup kekuatan, Kratos menantang Charon lagi. Kratos juga mengatakan bahwa kali ini dia tidak akan segan-segan membunuhnya, disamping itu Gauntlet of Zeus sangat memberi efek yang besar, dan hanya kemenanganlah yang menanti Kratos. Kratos mengambil topeng emas miliknya (Charon's Wrath) sebagai hadiah kemenangan. Senjata inilah yang membuat Charon sangat kuat dan menang telak di pertarungan pertamanya melawan Kratos. Topeng ini mengandung sihir yang sangat kuat pemberian dewi Persephone, kekuatan sihirnya mampu ditembakkan dalam bentuk energi hijau yang akan menyerap jiwa korban secara berkala.



Kapal pengangkut ini sekarang berada dalam kendali Kratos, pencariannya dimulai dari sini dimana setelah cukup lama berlayar menyusuri River Styx, cahaya alami yang dipancarkan Sang Dewa Matahari terlihat jelas menerangi Underworld, disanalah Helios berada. Namun perhatian Kratos tertuju pada suara melodi indah yang mulai terdengar lagi, tidak hanya itu sosok dari Calliope terlihat di suatu reruntuhan. Ini bukanlah ilusi, jelas bukan ilusi yang dihasilkan oleh The Furies, inilah yang diinginkan Kratos selama ini, bertemu langsung dengan keluarganya. Karena peristiwa ini, tujuan Kratos mulai sekarang berubah, dia akan menemui keluarganya saat ini juga. Kratos terus memanggil anaknya, meski sayangnya Calliope tidak mendengar dan justru kembali masuk ke Temple of Persephone. Karena jiwa keayahan Kratos yang ingin memeluk kehangatan putri tunggalnya, dia pun mengejarnya hingga memasuki ruangan milik salah satu penguasa Underworld. Kratos tidak menemukan siapapun termasuk Calliope sendiri melainkan hanya ada seorang sosok ibu yang memberi aturan kehidupan setelah kematian.

Kratos memasuki Groves of Persephone



Dialah Persephone the Queen of Dead/Underworld, dia sedang duduk disamping pohon besar yang sangat keramat di dunia bawah (Underworld), pohon ini bernama Forsaken Tree. Kratos bertanya dengan sedikit emosi kepadanya, mengenai keberadaan Calliope. Persephone sudah mengetahui akan penyusup yang telah masuk ke Underworld lalu memancingnya masuk menggunakan Calliope yang memainkan serulingnya, trik ini jelas berhasil karena Kratos-lah penyusupnya. Persephone menggodanya layaknya Hades yang menggoda diri Persephone menggunakan buah terlarang dari Forsaken Tree bernama Pomegranate, buah inilah yang sekarang mengutuknya. Seperti halnya Kratos yang ditipu oleh para dewa Olympus, Persephone juga merasa dirinya ditipu oleh Zeus dan Hades. Persephone curhat kepada Kratos bahwa dia harus merelakan dirinya turun ke dunia bawah setiap tahun terakhir tepatnya saat Musim Gugur dan Dingin, kemudian kembali lagi ke dunia atas saat Musim Semi dan Panas, inilah kenapa dia memiliki julukan sebagai Goddess of Spring karena pohon-pohon akan bermekaran saat kedatangannya dan berguguran saat peninggalannya. Dalam sejarah mitologi Yunani, Zeus selaku ayah kandungnya memang sengaja menjodohkannya dengan Hades yang memaksanya memakan 3 buah Pomegranate karena Zeus ingin membuat Elysium Fields yaitu taman surga bagi jiwa-jiwa berhati baik di Underworld, oleh karenanya Persephone dipilih untuk menciptakan lalu merawatnya meski sebenarnya dewa/dewi yang dipekerjakan disana mengartikan derajat yang sangat rendah, inilah yang membuat Persephone benci dengan ayahnya dan ingin mengkhianati Olympus itu sendiri.

Kratos menyucikan jiwanya kepada Forsaken Tree

Calliope berada di Elysium Fields karena dia berjiwa baik, Kratos sudah tidak tahan mendengar curhatan Persephone, dia ingin segera menemui anaknya. Persephone mengabulkannya kemudian memberitahu cara untuk memasuki taman miliknya, yaitu dengan menancapkan senjata ke Forsaken Tree lalu membiarkan jiwa jahatnya disucikan. Setelah itu barulah dipersilahkan masuk melewati Divine Gate untuk menuju Elysium Fields.



Kratos akhirnya bertemu dengan Calliope, maka bersuka citalah mereka berdua. Sembari memeluknya dengan hangat, dia berjanji tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Belum lama bahkan belum sempat dia bertemu dengan istrinya yang entah ada dimana, tiba-tiba Persephone mendatanginya. Tidak menyerangnya melainkan hanya memperolok-olok Kratos sebagai manusia rendahan yang hanya mementingkan ego pribadinya dibanding keselamatan orang lain di dunia. Sekarang Kratos yang menjadi manusia biasa telah memasuki perangkapnya dengan sempurna, sementara Titan Atlas akan menyelesaikan tujuannya yang telah ia mulai. Persephone mengungkapkan rencana yang sebenarnya kepadanya, yaitu membebaskan Atlas lalu menghancurkan Pillar of the World beserta Olympus. Dengan hancurnya Pillar yang menyangga dunia dan seisinya maka Persephone akan meninggal dalam damai, disusul dengan hancurnya seluruh dunia. Dia telah memilih musnah dari pada menjalani hidup dengan kesedihan. Gempa mulai terjadi, hal buruk benar-benar sedang terjadi karena tidak hanya dunia atas saja yang akan musnah namun juga dunia bawah termasuk taman Elysium bersama penghuninya juga akan musnah. Inilah yang membuat Kratos menjadi marah padanya, tidak akan ada yang bisa merebut keluarganya kembali sekalipun itu adalah dewa. Untuk saat ini kekuatan manusianya tidak akan cukup untuk melawan dewa, dengan ini pilihan yang tersulit menghampiri Kratos :
  1. Jika tidak menghentikan Persephone, maka dia akan tetap berada di taman Elysium bersama keluarga untuk selamanya namun nyawa mereka terancam beserta hancurnya seluruh dunia,
  2. Apabila harus menghentikan Persephone dan Atlas mengartikan bahwa dia harus meninggalkan keluarganya sekali lagi bahkan mungkin untuk selamanya karena dia tak mungkin memasukinya lagi tanpa bantuan Persephone, sementara keluarganya tetap hidup dalam damai.

Pemandangan Taman Elysium

Kratos melepaskan Calliope
 
Meski harus mengorbankan kepentingan ego pribadinya, dia tetap memilih meninggalkan keluarganya hidup dalam damai meski dia tidak akan pernah menemui mereka lagi. Amarahnya memuncak di taman Elysium, lalu dia membunuh apapun yang ada disekitarnya demi mendapatkan apapun yang telah dia rebut termasuk kekuatannya, dosa-dosanya, dan segala yang dia punya sebelum memasuki taman. Calliope menangisi apa yang dilakukan ayahnya, sementara Kratos sadar bahwa takdirnya memang tidak untuk bersama keluarganya lagi.



Sekarang, dia sekali lagi mengorbankan dirinya menjadi Ghost of Sparta demi melindungi apa yang dia sayangi. Dengan kemampuannya yang pulih, Kratos mengejar Persephone dan menangkapnya di dasar pilar. Persephone mengatakan kata terakhir padanya bahwa ini adalah akhir, kemudian mentransformasi bentuknya menjadi wanita bersayap yang mengenakan baju besi hitam sebelum membawa Kratos ke puncak Pillar of the World. Terlihat Atlas sedang berusaha menghancurkan Pillar tersebut menggunakan kekuatan Helios yang bersinar terang, sementara begitu mereka berdua sampai di puncak, Kratos dan Persephone terlibat dalam pertempuran akhir. Selama pertempuran, Persephone mencoba untuk menaklukkan Kratos, mempengaruhinya untuk kembali ke Elysium dan bersama Calliope lalu tinggalkan dunia, kecuali ketika dia menolak, Persephone memerintahkan Atlas untuk melumatkannya dengan tangan raksasa.

Kratos ditaklukkan dengan sihir Persephone

Selama pertarungan, Kratos juga merantai Atlas yang ikut membantu Persephone mengalahkannya, ikatan rantainya sangat sempurna seolah menjadikan tubuh Titan tersebut menjadi Pillar hidup yang menggantikan Pillar yang hampir roboh gara-gara amukan Titan tersebut. Melihat hal ini, Persephone sangat marah karena tujuannya benar-benar terhentikan, sekarang dia tidak mungkin menghancurkan Pillar of the World bahkan mungkin dia juga tidak mungkin mengalahkan Kratos tanpa bantuan Atlas, maka dari itu mulai selanjutnya dia hanya menggunakan serangan jarak jauh. Pada akhirnya, tubuh Persephone tetap mengalah meski dia masih mengerahkan seluruh tenaganya melawan tembakan pantulan energi matahari yang dipancarkan oleh Kratos dari bantuan Helios. Untuk sekelas dewi, Persephone memang sangat kuat tapi kekuatan the Gauntles of Zeus tetap saja diluar kemampuannya, maka terbebaslah dia dari kehidupannya yang menyedihkan lalu mati meledakkan diri bersama Pillar of the World.



Perbuatan Atlas akhirnya juga mendapat ganjarannya yang lebih berat. Dia bukan lagi dipenjara di Pits of Tartarus melainkan menjadi pengganti dari Pillar of the World itu sendiri, memanggul seluruh berat dunia kepadanya untuk selamanya. Sebelum Kratos pergi meninggalkannya seorang diri, Atlas memberi peringatan bahwa apa untungnya Kratos mempercayai para dewa Olympus, meski untuk saat ini Kratos masih mempercayai mereka namun Atlas telah yakin bahwa suatu saat mereka berdua pasti akan bertemu lagi sambil menyesali peristiwa yang terjadi sekarang.

Mulai sekarang, apa yang Kratos cari lalu akhirnya dia temukan sudah hilang untuk selamanya. Suara melodi indah yang dimainkan Calliope telah lenyap, menandakan bahwa anaknya telah berhenti memainkan seruling buatan Sang Ayah. Kereta matahari beserta dewa Helios kembali menerangi langit dunia, sementara Morpheus beserta para bawahannya kembali ke asalnya masing-masing. Kratos sedikit bangga dengan kemenangan yang dia raih, menyelamatkan dunia dan seisinya ternyata memiliki kepuasan yang tersendiri.



Setelah semua tugas dari dewa terselesaikan, Kratos tertidur dengan nyenyak dan jatuh dari Sun Chariot menuju tebing Lautan Aegean. Dia didatangi oleh dewa Helios dan dewi Athena, keduanya memberi apresiasi sembari mengambil kembali kedua senjata pamungkas milik para dewa Olympus, lalu pergi meninggalkannya. Kratos tidak menyadari akan kehadiran mereka, pertanda bahwa mungkin dewa telah memberikan tidur yang sangat nyenyak.

Inilah akhir cerita dari God of War : Chains of Olympus (Underworld)
Reading Time:

Jumat, 20 April 2018

Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Upperworld)
22:000 Comments
Cerita ini berlanjut sekitar 5 tahun setelah peristiwa di God of War : Ascension, atau setengah perjalannya dalam menempuh 10 tahun pelayanannya terhadap para dewa. Berikut adalah alur cerita lengkap dari video game berjudul God of War : Chains of Olympus yang rilis dalam platform PSP dan PS3 (God of War : Origins Collection). Ikuti cerita lengkapnya dengan membaca alur cerita prequel-nya di God of War : Ascension.

PERINGATAN! Artikel berikut ini berisi banyak SPOILER.


http://fantasticalhq.blogspot.com/2018/04/alur-cerita-lengkap-god-of-war-chains-of-olympus-upperworld.html

Pada awalnya, dia adalah seorang jendral Sparta yang hebat hingga mendapat julukan sebagai The Ghost of Sparta, namun dia sekarang menjadi seorang pelayan para Dewa Olympus. Sebagai gantinya dia menginginkan agar para dewa menghilangkan mimpi buruk yang terus menghantuinya. Inilah satu-satunya ampunan akan dosa masa lalu yang diberikan dewa kepada jendral hebat ini, yaitu dengan menemukan dirinya dalam panasnya perang. Setengah jalan telah dilaluinya dalam menempuh 10 tahun masa penebusan dosanya. Pada hari ini juga, dialah Sang Jendral Sparta bernama Kratos dipanggil untuk menghadapi kejahatan yang dilepaskan pada kota Attica oleh pasukan Persia.



Kratos berjaga di benteng dekat dengan tepi pantai Attica (The Shores of Attica) bersama sejumlah prajurit Attica, lalu permainan dimulai ketika area tersebut beserta para prajurit (kecuali Kratos) dihancur leburkan oleh bola api. Kratos satu-satunya prajurit yang berhasil bertahan hidup di pos itu, sehingga dia menjadi target sasaran oleh pasukan Persia yang mulai berdatangan meski pasukan tersebut tidak ada artinya bagi Kratos. Selain berhasil mengalahkan pasukan yang datang menyerangnya, dia juga berhasil menenggelamkan kapal yang paling dekat dengan bibir pantai. Setelah itu Kratos meninggalkan posnya setelah dia diserang oleh Cyclops Tyrant yang disusul oleh Basilisk, meski dia berhasil mengusir hewan besar itu dari posnya namun Basilisk justru memasuki area yang lebih dalam kota Attica. Inilah kenapa Kratos mengejarnya dan meninggalkan pos bertahannya, hewan itu benar-benar mesin penghancur yang sangat efektif bagi pihak Kerajaan Persia, Attica tak mungkin menang tanpa menjatuhkan ancaman itu terlebih dahulu.



Selama pengejarannya, Kratos bertemu dengan Raja Persia yang ternyata sudah berada di area dalam. Dia sedang memojokkan 2 wanita tidak berdaya yang terkurung dalam penjara. Kratos menanyakan tentang urusan jahat Kerajaan Persia menyerang Attica, lalu dia menjawabnya bahwa dia bukan hanya bertujuan menaklukkan kota Attica bahkan Yunani, namun juga untuk murni urusan sakralnya (The Sacrament of Purification) dalam menyebarkan agama Zoroastrianisme/Zoroaster kepada penduduk Yunani. Kratos memberi pesan terakhir padanya agar menghentikan peperangan tapi dia malah mengelaknya. Dengan begini dimulailah pertarungan tersebut, Raja Persia yang tidak diketahui namanya itu menggunakan pedang besarnya sejenis Scimitar/Shamshir (pedang khas Timur Tengah) yang dilapisi dengan api Efreet, jin yang kemungkinan dia dapatkan di Arab. Tubuh yang besar dan dilengkapi dengan tameng yang tebal bernama Peltarion membuatnya nampak kuat tapi sayangnya dia tidak mengunakan Efeet dengan maksimal, inilah yang membuatnya mudah dikalahkan oleh Kratos. Jangkauan jauh Blades of Chaos milik Kratos dan kelincahannya menghindari serangan Raja adalah keunggulan terbesarnya, dengan begini urusannya menjadi lebih mudah.

Kratos mengambil lampu jin Efreet sebagai hadiah kemenangannya, lalu melanjutkan pengejarannya terhadap Basilisk. Setiap Kratos mendekati hewan tersebut yang menyantapi prajurit dan penduduk Attica, dia selalu menjauhinya kecuali ketika Kratos benar-benar terpojok di area buntu. Hewan ini memang sedikit cerdik untuk sekelas hewan buas yang sudah merasakan kekalahannya ketika menghadapi sesuatu yang lebih kuat darinya, meski begitu Kratos tetap tidak akan segan-segan untuk membunuhnya demi memenuhi permintaan dewa.

Kratos VS Basilisk



Kemenangan ini memang tidak seberapa bagi Kratos, tapi diseluruh permintaan dewa yang diajukan kepadanya hanyalah pertarungan dan peperangan, hal ini membuatnya mengeluhkan akan permintaan-permintaan tersebut. Bukannya mendapat jawaban dari dewa, tapi justru peristiwa aneh terjadi saat itu juga. Tiba-tiba matahari jatuh dari langit, disusul dengan gempa yang berangsur-angsur menjadikan dunia dalam kegelapan. Ini jelas bukan pertanda yang diberikan oleh dewa terhadapnya, tapi cahaya yang remang-remang di cakrawala adalah satu-satunya petunjuk baginya untuk segera menuju kesana. Tenggelamnya cahaya matahari bukan pada waktunya merupakan pertanda akan kebangkitan Morpheus the God of Dreams beserta kekuatannya berupa kabut hitam yang akan menelan segala yang disentuhnya. Sepanjang perjalanan melewati kota Marathon (The City of Marathon), Kratos melihat banyaknya makhluk-makhluk dari ras Undead bernama Shade yang bermunculan atas ijin Morpheus menyelimuti kota tersebut dan membunuh para penduduk yang hidup disana.

Tampak lokasi jatuhnya Matahari membakar Kota Marathon

Kratos memasuki Kota Marathon

Pemandangan Kota Marathon yang dimakan kabut Morpheus

Morpheus adalah salah satu dewa zaman Primodial yang masih hidup sejak pertarungannya melawan para Titans. Meski dia tidak menunjukkan dirinya secara langsung, tapi kekuatan satu dewa Primodial cukup untuk memporak-porandakan dunia seisinya dengan syarat tidak adanya keseimbangan dunia, inilah kenapa dewa Olympus masih membutuhkan para Titan untuk tidak membunuh mereka melainkan untuk menopang keseimbangan dunia guna mencegah bangkitnya kekuatan dewa Primodial yang tersisa. Morpheus tidak hanya mengirim pasukan Shade, namun juga sejumlah Banshee dan Morpheus Beast.



Cahaya remang-remang yang dia ikuti ternyata adalah The Sun Chariot of Helios, tempat ini adalah lokasi dimana Helios the God of Sun memancarkan sumber energi cahaya yang menerangi bumi dari Timur menuju Barat. Setelah memasuki area lebih dalam tepatnya di Temple of Helios, Kratos bertemu dengan patung Athena yang mengatakan kepadanya bahwa Helios telah hilang dan Morpheus telah menggunakan kesempatan ini untuk keuntungannya menyebabkan para dewa jatuh tertidur lelap. Tanpa Helios, kereta matahari (Sun Chariot) yang seharusnya ditarik oleh 3 kuda api (Fire Steeds) akan kehilangan kendali, keluar jalur orbit, dan jatuh ke bumi. Athena menginginkan Kratos agar menjemput kembali Helios, sehingga genggaman dewa Morpheus dapat terlepas dan Sun Chariot dapat berjalan kembali sebagaimana mestinya. Meski awalnya Kratos mengelak permintaan dewi Athena namun dia berusaha untuk tetap percaya padanya, bahwa para dewa-dewi Olympus akan membebaskannya dari mimpi buruknya.



Sekarang tujuannya jelas, dia akan membangunkan ketiga Fire Steeds beserta pemandunya bernama Boreas the God of North Wind agar menarik kembali kereta mataharinya menuju orbit yang seharusnya, maka dari itu Kratos melanjutkan tugasnya menuju kuil milik Helios untuk mencari cara. Halangan pasti ada, namun bukan hanya dari Morpheus melainkan juga para Satyr dan Harplings (bayi-bayi Harpy) yang entah kenapa ada di sekitar sini. Halangan demi halangan diatasi, hingga dia mendapat petunjuk baru dari patung Eos, saudara perempuan Helios yang mengirim jiwanya melalui patung di kuil tersebut untuk memberi informasi kepada Kratos. Dia memberi kabar bahwa Titan Atlas telah kabur dari Tartarus tepatnya lolos dari penjara yang lebih dalam dari Underworld khusus untuk para Titan yaitu The Pits of Tartarus. Atlas tidak hanya kabur dari penjaranya namun juga menculik Helios, dia ingin merebut kekuatan dewa matahari, dengan begini ancaman Atlas akan dapat menghancurkan dunia. Eos memberikan kesempatan kepada Kratos untuk menemuinya di Caves of Olympus dengan membawa tameng milik Helios bernama Sun Shield yang disimpan di singgahsananya. Kekuatan Morpheus semakin lama semakin kuat, kabutnya beserta monster-monster yang bermunculan semakin menyebar, inilah kenapa Kratos harus segera menyelamatkan Helios atau dunia akan dilahap oleh kabut kegelapan untuk selamanya.

Setelah mendapatkan apa yang seharusnya Kratos dapatkan maka dia tidak hanya dapat melanjutkan menuju Caves of Olympus, namun juga dapat membangunkan para Fire Steeds, salah satunya adalah Euros the East Wind. Kratos dapat memasuki Caves of Olympus melalui portal yang dibukakan oleh dewi Eos sendiri, lalu untuk mencapai ke tempatnya berada maka harus menyelami sungai. Kemudian pada titik tertentu, bertemulah Kratos dengannya. Dialah Eos the Goddess of Dawn sekaligus saudara perempuan Helios the God of Sun. Keduanya adalah keturunan pertama Titan dan lebih tua dari dewa Olympus, hasil persilangan Dewa Primodial dengan Titan membuat mereka memiliki setengah darah dari masing-masing orang tuanya dan memiliki tanggung jawab besar dalam menopang dunia, tapi mereka justru berada dipihak Olympus meski leluhur mereka selalu bersengketa dengan Dewa Olympus.



Tubuhnya melemas dan sedikit memudar akibat kehilangan energi matahari. Dia bersyukur kepada Zeus karena diberi keselamatan kepada Kratos untuk mendatanginya, namun Kratos membantahnya bahwa Zeus tidak pernah membantunya sedikitpun, lalu Eos menjaminnya agar tetap percaya dengan keputusan dewa karena kelak pasti akan membebaskannya dari mimpi buruknya jika dia setuju untuk menyelamatkan Helios dari Titan Atlas yang menculiknya. Dia tetap akan melakukannya sambil menyisihkan jaminan dari Eos, karena para dewa sudah mengecewakannya sebelumnya. Kemudian Eos menjelaskan situasinya saat ini, yaitu Api Abadi dari zaman Primodial (Primodial Fires) milik Titan Prometheus mulai memudar diakibatkan karena ketidakseimbangnya dunia, api ini dapat digunakan untuk menemukan lokasi kedua roh Fire Steeds lainnya lalu membangunkan mereka. Notos the South Wind, Zephyros the West Wind, dan Euros the East Wind, setelah roh dari 3 dewa angin itu terbangun, maka Fire Steeds yang ketiganya juga dipanggil sebagai Horse Gods of Wind sudah siap untuk menarik kembali Sun Chariot dengan bantuan pemimpin mereka bernama Boreas the North Wind (bukan dalam wujud kuda api, melainkan hanya sebagai roh yang menyatukan ketiganya).

Kratos segera menuju tempat sucinya bernama Shrine of the Fire Steeds, disini merupakan tempat dimana Helios mengendalikan keretanya sembari bersinar memberi energi alam yang tak terbatas. Ketika dia sedang menuju kesana, memang bukan kali ini dia mendengar instrumen yang sama ini yang pernah didengar sejak berada di Kota Marathon namun kali ini lebih familiar dengan lagu yang pernah dimainkan anak perempuannya bernama Calliope. Ini memang membuat Kratos menjadi sedikit cemas tapi rombongan tentara milik Morpheus membuatnya terlalu sibuk untuk mencemaskan hal itu. Kratos akhirnya memacu Fire Steeds agar segera berjalan, lalu muncullah 3 roh kuda api yang segera menarik Sun Chariot bersama dirinya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui. Area Sun Chariot yang ditarik oleh kuda api tersebut hanya bagian tempat sucinya dan meninggalkan kuil milik Helios yang masih di bumi.



Angin menghembus kecang, membuat Kratos harus mengikat kencang dirinya menggunakan Blades of Chaos. Ingatannya tentang alunan melodi yang dia dengar menginggatkan masa-masa lalunya bersama keluarga. Tepatnya saat Kratos pulang dari medan perang, disambut oleh anak dan istrinya, memberikan hadiah rampasan perang kepada istrinya, serta mendengarkan lagu yang dinyanyikan Calliope menggunakan seruling buatan dirinya sendiri, hingga berakhir dengan mimpi buruknya saat peperangan di Athena membunuh mereka semua. Sementara, Fire Steeds terus membawa Sun Chariot menuju arah yang sudah Kratos kenal yaitu menuju Underworld. Entah kenapa mereka membawanya kesini, tapi kemungkinan besar karena Helios ada disekitar sini, dan ini adalah tugas Kratos untuk menelusuri seluruh area untuk mencarinya. Disini makhluk bercahaya tidak diijinkan masuk, oleh karenanya ketiga Horse Gods of Wind bersama Boreas kembali lenyap dan kereta yang ditempati Kratos mendarat dengan kacau. Kratos berhasil berpengangan di teping, lalu memanjatnya keatas hingga dia dapat melihat pemandangan horror dari Underworld, tempat dimana tidak ada seorang pun manusia yang menginjakkan kakinya disini melainkan hanya para jiwa-jiwa orang mati yang sedang menghadapi takdirnya.

Reading Time: