2018 - Fantastical HQ

Selasa, 05 Juni 2018

Alur Cerita Lengkap God of War (The New Olympian)
23:250 Comments
https://fantasticalhq.blogspot.com/2018/06/alur-cerita-lengkap-god-of-war-new-olympian.html

Baca cerita sebelumnya di God of War (Temple of Pandora)

Setelah berhasil mendapatkan Pandora's Box lalu ditikam dengan pilar raksasa oleh Ares, Kratos menjalani takdirnya, inilah kematian pertama Kratos. Dia bersama orang-orang yang telah mati diterjunkan begitu saja menuju kedalaman Underworld tepatnya jatuh diatas Sungai Styx (River Styx). Sungai ini pernah Kratos kunjungi saat peristiwa di Chains of Olympus, yang mana seharusnya para orang mati ini (termasuk Kratos) tidak diterjunkan begitu saja dari Upperworld melainkan diangkut oleh Charon Sang Pengantar dengan perahu besarnya menuju Persephone's Chamber untuk diadili dan menerima takdir mereka antara Elysium Field atau Tartarus yang menjadi peristirahatan terakhir mereka. Namun kematian kedua orang penting ini membuat sistem pengadilan dalam Underworld menjadi kacau sehingga siapapun yang mati akan langsung diterjunkan menuju Sungai Styx tanpa pandang bulu, salah satu diantaranya adalah Kratos. Siapapun bisa memberontak dengan berpegangan pada tebing-tebing yang berbentuk seperti tulang belulang. Tebing-tebing ini bernama Path of Hades, jalan yang digunakan Hades untuk mengamati aktivitas Charon dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayannya, tapi entah kenapa Dewa tersebut tidak terlihat sama sekali.

Segerombolan Undead, Harpies, Minotaur, dan Satyr yang diberkati kekuatan api Hades terlihat melindungi tempat ini yang mungkin diperintahkan untuk mencegah siapapun memberontak seperti Kratos. Kratos berusaha melarikan diri dari kematiannya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui selain keluar dari dunia bawah (Underworld) dan naik ke dunia atas (Upperworld).



Ketika mencapai area paling puncak di tebing tulang-belulang tersebut, tali misterius tiba-tiba dijatuhkan entah dari mana. Karena tidak ada jalan lagi, Kratos mengambil tali itu dan memanjatnya yang ternyata membawanya menuju Upperworld, tepatnya di depan Temple of the Oracle. Disini Kratos menyadari bahwa ternyata orang yang menurunkan tali itu menuju Underworld adalah si kakek misterius penggali kubur (Grave Digger), hal ini membuat Kratos bertanya-tanya lagi siapa sebenarnya dia. Namun seperti biasa, kakek ini justru mengalihkan pembicaraanya ke arah yang lain bahwa dewi Athena membutuhkannya. Diakhir pembicaraanya, dia sebenarnya telah menunjukkan identitasnya bahwa dewi Athena bukanlah satu-satunya dewa yang selama ini mengawasinya, hal ini mengartikan bahwa kakek ini adalah salah satu dari para dewa yang selama ini mengawasi Kratos. Belum selesai mereka berbicara, tiba-tiba dia menghilang begitu saja saat Kratos mengalihkan pandangannya. Kepergiannya bukan lagi yang dia khawatirkan karena kota Athena nampaknya mulai mengalami akhir kehancuran sedikit demi sedikit.

"Kratos... telah kembali, tapi sudah terlambat... Ares sudah mengambil Athena... Sudah tidak ada lagi harapan... Tidak ada harapan... Ares sudah...menang... kita...sudah gagal" - Oracle of Athens

Kuil milik Oracle sudah nampak menjadi reruntuhan, hal ini juga mengisyaratkan bahwa Sang Oracle sendiri pasti sedang mengalami masalah. Benar saja, dia sudah sekarat ditempat terakhir Kratos bertemu dengannya, pesan terakhirnya yang penuh putus asa dibawa pergi bersama kematiannya. Pesannya tidak berguna, itulah kenapa Kratos hanya meninggalkan jasadnya yang menyerah pada takdir lalu dengan penuh keyakinan tetap maju kedepan menuju peperangan.



Tak jauh dari kuil Oracle, Kratos bertemu dengan dewa Ares yang sedang mengumpat kepada ayahnya sendiri, dewa Zeus. Dia iri kepada dewi Athena karena Zeus lebih menyayanginya dibanding dirinya, sekarang kota Athena hancur lebur ditangannya dan bahkan Pandora's Box juga menjadi miliknya hal ini membuatnya berpikir bahwa apa jadinya jika dia menggunakan benda itu kepada Olympus. Meski sebenarnya Ares sudah tahu bahwa Kratos telah berhasil keluar dari Underworld namun dia lengah, Kratos menjatuhkan Pandora's Box dengan kekuatan tombak listrik (Zeus Fury) yang diberikan Zeus lalu membukanya dihadapan Ares Sang Dewa Perang itu sendiri. Kekuatan dewa yang keluar meluap-luap masuk kedalam tubuh siapapun yang membukanya. Tepat dihadapannya, Kratos menunjukkan kekuatan dewa yang berada dalam dirinya dengan ukuran fisik yang sama besar dengan Ares, meski kenyataanya Kratos masihlah manusia setengah dewa. Disisi lain Ares juga menunjukkan senjata tersembunyi di punggungnya berupa cakar raksasa yang hampir serupa dengan senjata milik Megaera (salah satu dari The Furies di God of War: Ascension).

Kedua monster ini akhirnya memulai duelnya. Pertarungan kedua anak Raja Olympus ini ternyata bisa dibilang seimbang karena selain kekuatan Pandora's Box yang Kratos serap, dia juga mendapat kekuatan-kekuatan dewa lainnya yang selama ini telah ia dapatkan. Hal inilah yang membuat Ares mengeluarkan kekuatan ilusinya, kedekatannya dengan The Furies ternyata juga membangkitkan kekuatan tersembunyinya. Ares membuka portal dan menyeret Kratos kedalam sebuah ilusi kekal. Di dalam ilusi, Ares menciptakan kembali kuil Athena (lokasi ketika Kratos membunuh keluarganya) beserta istri dan putrinya yang berada didalam. Kali ini Ares ingin menghancurkan semangatnya dengan membuatnya mengingat mimpi buruk yang telah melanda Kratos 10 tahun yang lalu. Kratos sadar bahwa ini adalah ilusi kekal yang mirip dengan yang diciptakan The Furies, tapi reaksi keluarganya ketika bertemu dengannya sangatlah mengejutkan. Salinan-salinan Kratos dengan sifat masa lalunya mendadak bermunculan dalam jumlah banyak berusaha membunuh keluarganya seperti dulu. Mengetahui apa yang akan terjadi nanti, Kratos kemudian berusaha melindungi keluarganya sekali lagi dari salinan-salinannya sendiri yang penuh ambisi membunuh.



Meski Kratos berhasil mengalahkan mereka semua, namun tidak lagi ketika Ares memaksa Blades of Chaos untuk membunuh keluarganya sekali lagi, dengan begini semangat bertarung Kratos menjadi habis tak tersisa. Blades of Chaos juga kembali kepada pemilik aslinya yaitu Sang Dewa Perang itu sendiri. Pertarungan belum berakhir, sebuah pedang raksasa yang tersembunyi di kota Athena ternyata digunakan sebagai jembatan penyeberangan. Pedang bernama Blade of Gods ini seolah dipinjamkan kepada Kratos untuk mengalahkan Ares sebagai pertolongan terakhir dari para Dewa. Menyadari akan hal tersebut, semangat bertahan hidup Kratos bangkit kembali. Olympus telah menjadi sekutunya, itulah yang membuatnya yakin bahwa hidupnya belum boleh berakhir sekarang. Dengan senjata barunya, Kratos menyerang Ares hingga akhir hidupnya. Sejarah baru dalam mitologi Yunani akhirnya tertulis kembali, Kratos telah melakukan hal yang mustahil. Seorang manusia (mortal) berhasil mengalahkan dewa (immortal) adalah suatu ketidakmungkinan yang akhirnya terpatahkan dalam sebuah mitologi.



Kota Athena telah terselamatkan, dan kehancurannya akan dapat dibangun kembali. Tapi hal yang sama tak dapat diterapkan untuk Kratos, ia tak dapat membangun jiwanya yang hancur kembali meski dengan bantuan para dewa. Apa yang telah dia lakukan 10 tahun lamanya ini hanyalah untuk menghapus dosa-dosanya yang pernah dia lakukan, bukan untuk menghilangkan mimpi buruknya, para dewa Olympus tidak pernah menjanjikan akan hal tersebut. Dewi Athena menjelaskan dengan tegas bahwa tak ada manusia maupun dewa yang bisa melupakan hal buruk yang pernah dilakukan. Mengetahui kenyataan yang harus diterimanya, Kratos berjalan menuju di sebuah tepi tebing dan menatap Laut Aegean untuk melakukan pilihan terakhirnya.

Inilah akhir cerita 3 minggu sebelumnya ketika Kratos menjalankan tugas terakhirnya dalam penebusan dosa. Kematian adalah pilihan paling tepat bagi dirinya untuk mengakhiri penderitaan, tapi takdir belum menentukan hal itu karena para dewa mempunyai rencana lain. Kratos menyadari dirinya diangkat dari lautan dan kembali ke daratan. Kematian Ares memberikan tahta kosong dalam tugas sebagai dewa Olympus, hutang budi para Olympian kepada Kratos akhirnya dibayar dengan pengangkatan Dewa Perang baru. Dewi Athena sebagai perwakilan dari para Olympian memberikan sambutan kepada Kratos agar menerima jabatan baru tersebut beserta senjata barunya bernama Blades of Athena. Dewi Athena juga membukakan portal menuju singgasana Dewa Perang di Puncak Olympus (Mt. Olympus). Tahta ini telah diberikan kepada Kratos sebagai Dewa Perang yang baru, lengkap dengan penghargaan-penghargaan yang pernah dia raih. Mulai saat ini seluruh peperangan yang berlangsung di seluruh dunia baik untuk kebaikan atau keburukan akan diawasi oleh Kratos the New God of War.

Akhir cerita dari God of War (The New Olympian)

Baca selanjutnya... God of War : Comics Issue 1


Baca sebelumnya... God of War (Temple of Pandora)
Reading Time:
Alur Cerita Lengkap God of War (Temple of Pandora)
02:130 Comments
https://fantasticalhq.blogspot.com/2018/06/alur-cerita-lengkap-god-of-war-temple-of-pandora.html

Baca cerita sebelumnya di God of War (Final Task)

"Ikutilah nyanyian para Siren, Kratos. Cari dan hancurkan mereka, dan jalan menuju gurun mematikan ini akan terbuka untukmu." - The Goddess of Athena

Sebelumnya, Kratos telah mendapatkan pesan untuk menyelesaikan tugas terakhir dalam melayani para dewa Olympus. Petualangannya selanjutnya dimulai dari sini, dengan pesan Sang Dewi yang akan menuntun Kratos sebelum memasuki area yang mematikan. Alunan lagu Siren memang sangatlah merdu dan sangat menarik perhatian siapapun yang mendengarnya, meski suaranya merdu namun makhluk ini justru memiliki rupa yang mengerikan dan akan menyantap siapapun yang terpancing dengannya. Tak terkecuali Kratos, walaupun sebenarnya dia justru mencari mereka agar dapat membuka jalan yang aman di padang pasir yang menyesatkan ini. Ketiga Siren Desert ini harus dihancurkan lalu roh Siren ini akan tersegel, dengan begini terbukalah jalur yang dimaksud dan Kratos dapat melewati gurun ini tanpa harus berhadapan dengan badai pasir yang ganas.



Pada sebuah altar di gurun tersebut terdapat sangkakala/terompet besar yang berfungsi untuk memanggil Sang Titan Cronos. Dari kejauhan terlihatlah makhluk sangat besar yang memanggul sebongkah batu raksasa yang ukurannya sama dengannya. Setelah Kratos meniup sangkakala tersebut, Cronos mendekati altar disusul dengan Kratos yang melompat dan berayun meraih rantai yang bergelantungan untuk kemudian mendaki bebatuan besar tersebut selama 3 hari.

Sebelum memasuki pintu gerbang menuju Temple of Pandora yang tertutup, Kratos melihat ada aktivitas pembakaran dari kejauhan, disana mungkin dia akan dapat petunjuk cara membuka gerbangnya. Setelah mencapai lokasi tersebut, bertemulah dia dengan seseorang yang aneh dengan tubuh yang mati namun abadi.



Dia adalah seseorang yang pertama kali memasuki Temple of Pandora untuk mengambil Pandora Box lalu gagal. Sebagai hukuman karena kegagalan sekaligus sebagai apresiasi akan keberaniannya untuk melewati tantangan dewa, dia diberi tugas untuk mengabdi kepada dewa untuk selamanya sebagai pembakar mayat siapapun yang mati menantang rintangan di Temple of Pandora, dengan bekal kehidupan yang abadi meski tidak dengan tubuhnya. Tubuhnya yang tercabik-cabik menjadi bukti akan keganasan rintangan dalam kuil. Dia diberi julukan sebagai Body Burner, hanya melalui dialah gerbang kuil dapat terbuka. Body Burner menjelaskan dan memberi peringatan bahwa belum pernah ada yang berhasil melewati rintangan yang ada di dalam kuil, cepat atau lambat para Harpies yang bekerja untuknya akan membawa sisa-sisa tubuh mereka yang mati untuk dibakarnya. Sudah menjadi tugasnya untuk menjelaskan ini semua lalu membukakan pintu gerbangnya lagi dan lagi untuk tahun demi tahun. Dengan melihat kegigihan Kratos, akhirnya dia membukakan gerbangnya untuk Sang Spartan.

Setelah gerbang dibukakan oleh 2 Harpies atas perintah Body Burner, disinilah Kratos diberi pilihan terakhir untuk maju atau membatalkannya sebelum menyesali dirinya karena memasuki kuil. Kratos memasukinya dan pilihannya hanyalah maju karena pintu gerbang akan menutup seketika setelah menginjakkan kakinya disana. Wraiths cukup banyak disini karena banyak pula mayat yang masih berserakan disini walaupun seharusnya ini sudah menjadi tanggung jawab Body Burner. Pada pintu gerbang yang kedua, terdapat buku yang ditulis oleh Pathos Verdes III yaitu seorang kepala arsitektur yang loyal terhadap para dewa dengan membangun kuil ini. Beliau menjelaskan mengenai asal usul dibangunnya tempat ini untuk menghormati sekaligus atas perintah Zeus Sang Raja Olympus. Di buku ini juga menjelaskan bahwa hanya pahlawan pemberani sajalah yang mampu memecahkan puzzle dan bertahan hidup, satu orang tersebut akan menerima kekuatan sedangkan yang lainnya akan menemui takdirnya. Kalimat ini mengartikan bahwa hanya ada satu orang mampu dan tidak lebih yang akan memenangkan rintangan ini. Ukiran dinding dewi Athena juga terdapat disini sebelum memasuki gerbang kedua, mengartikan bahwa Sang Dewi Kebijaksanaan ini memiliki peran penting untuk mengawasi siapapun yang mau menerima tantangan.

The Rings of Pandora adalah area pusat atau checkpoint dari kuil ini yang memungkinkan siapapun untuk memilih tantangan yang diberikan maupun hanya untuk beristirahat tanpa gangguan para monster. Disini terdapat berbagai macam rintangan yang diurutkan berdasarkan dari levelnya. The Rings of Pandora sendiri juga terdiri menjadi tiga bagian yang masing-masing akan terbuka setelah berhasil menyelesaikan tantangan, dan bagian yang sekarang dimasuki adalah bagian yang pertama (Ring of Pandora v.1). Temple of Crystal Eye juga berada disini yang nantinya akan berperan sebagai pembuka kunci terakhir.

LV.1 Challenge of Atlas
Tantangan Atlas adalah level yang paling mudah diantara yang lainnya, meski paling mudah bukan berarti sangat mudah dilewati. Level rombongan Undead dan Gorgons yang hidup di dalam sini justru lebih kuat dari pasukan milik dewa Ares yang dikirim ke kota Athena. Kali ini mereka memiliki armor warna kuning yang merupakan warna khas dari Zeus, bukti bahwa Sang Raja Olympus berniat memberi ujian yang berat walau hanya di level pertama. Sedangkan para Gorgon disini lebih kuat dari Medusa Sang Ratu itu sendiri, sinar pandangan yang dipancarkannya bukan berwarna hijau melainkan merah, memungkinkan bahwa ratu mereka bukanlah Medusa melainkan salah satu dari 2 ratu lainnya (Euryale atau Stheno). Jumlah mereka pun bukan main-main, ruangan dalam tantangan ini bahkan bisa dibilang seperti sarang mereka.



Sebelum memasuki rintangan yang sebenarnya, Kratos mendapatkan pesan bantuan dari Artemis Sang Dewi Perburuan. Kakak dari dewa Apollo ini mengatakan bahwa dia melihat peningkatan Kratos dalam menggunakan Blades of Chaos, dengan demikian Kratos adalah pilihan yang tepat untuk mewarisi pedang miliknya. Pedang berbentuk bulan sabit ini adalah pedang milik dewi Artemis (Blade of Artemis) yang mana pernah dia gunakan disaat peperangan besar melawan para Titan dan sekarang dia wariskan pedangnya pada penerusnya.

Beberapa perangkap yang ada memaksa Kratos harus bertempur habis-habisan melawan puluhan Undead yang terus bermunculan hingga batas waktu tertentu atau mati terjepit oleh perangkap. Selama menjalankan ujiannya, terlihat pula sisa-sisa para penantang yang masih hidup terpontang-panting dikeroyok oleh puluhan Undead, beberapa diantara mereka sudah mati terbunuh secara tragis. Darah berceceran dimana-mana, hal ini membuat Kratos teringat masalalunya lagi. Masalalu akan para pasukannya yang terbunuh secara tragis, bersimbah darah seperti mereka. Peristiwa yang bertepatan dengan kekalahan pasukan Sparta.



Sebagai komandan perang paling muda dan paling berani, Kratos menghasilkan sebuah kesetiaan oleh pasukan Spartanya bahkan untuk membawa mereka kemanapun peperangan berlangsung. Hingga pada waktunya, Spartan berhadapan melawan ribuan bangsa Barbarian dari Timur dan dikalahkan dengan tanpa ampun hanya dalam beberapa jam. Meski para Spartan telah disiplin dalam berlatih dan berpengalaman dalam berperang namun itu tidak berarti apa-apa, semua pasukannya dibunuh dengan kejam dan kapten muda mereka menghadapi akhir karir hebatnya. Disinilah saat-saat Kratos menebus kemenangannya dengan apapun yang dimiliki bahkan dengan jiwanya sendiri sekalipun, panggilan keputus asaan inilah yang akhirnya akan menghantui Kratos dalam hari-harinya. Setelah itu Kratos menyadari perubahan dirinya yang ternyata menjadi sangat mengerikan sebelum akhirnya Kratos melanjutkan apa yang harus dia lakukan.

Tantangannya berlanjut hingga Kratos berakhir disebuah altar beserta peti mati. Altar ini milik putra termuda dari Pathos Verdes III Sang Arsitektur. Dia bersama ayahnya meninggal dengan hormat setelah selesai menjalankan pelayanannya terhadap dewa, kemudian disini dibaringkan anak tersebut sebagai simbol penghargaanya. Tengkoraknya menjadi kunci tersembunyi untuk membuka Ring of Pandora v.2 dan mengaktifkan tantangan menuju level berikutnya.

LV.2 Challenge of Poseidon
Yang perlu Kratos lakukan untuk mencapai lokasi tantangan Poseidon yaitu dengan menggapai tangga yang menghubungkan atap terluar kuil Pandora. Kemudian dari atap ini Kratos dapat melihat pemandangan padang pasir yang berkabut dan Titan Cronos yang sedang terus menghadapi takdirnya, meskipun sebenarnya pemandangan tersebut tidak membuatnya terkesan sama sekali karena selain itu, dia juga harus berhadapan dengan pasukan Cerberus Seeds beserta induknya Cerberus Breeder.

Image result for god of war cerberus breeder and seeds    Image result for god of war cerberus breeder and seeds

Kratos VS Cerberus Breeders and Seeds

Jenis Cerberus ini memang yang terlemah dari jenis lainnya namun kelebihan mereka adalah kemampuan berkembang biak yang sangat banyak, sehingga jika Cerberus ini dibiarkan hidup lama di dalam kuil ini maka akan terbentuk banyak batalion Cerberus dalam waktu singkat. Cerberus Seeds adalah bayi-bayi Cerberus yang juga akan mengalami pertumbuhan yang super pesat jika mendapati ancaman dari luar. Apabila disebuah pertempuran mereka tidak segera dibunuh maka Cerberus Seeds akan tumbuh menjadi Cerberus Breeder, lalu akan menjadi lebih merepotkan lagi jika hewan ini segera berkembang biak dengan cara memuntahkan bayi-bayinya.

https://i.ytimg.com/vi/4UHvgVQxeZs/hqdefault.jpg
Cyclops Desert King

Beberapa Cyclopes jenis unik juga ditemui di area ini, dengan kepala yang lebih kecil dan leher yang lebih panjang dari yang normal lainnya, makhluk ini bernama Cyclops Desert King. Mereka juga memiliki sejenis tanduk di punggungnya yang bungkuk. Jenis ini hanya dapat ditemui di Temple of Pandora, terlihat bahwa Desert King adalah pelayan para dewa yang memiliki tanggung jawab paling tinggi diantara jenis Cyclopes lainnya.

Diperjalanan selanjutnya, Kratos bertemu dengan level Undead yang lebih tinggi lagi bahkan ini adalah level yang paling tinggi dan terkuat dikalangan Undead. Dengan senjata yang lengkap dan armor yang sangat kuat membuat mereka mendapat julukan sebagai Legionnaire Captain. Monster ini dapat memblok semua serangan Kratos disusul dengan serangan balasan yang cukup mematikan, hal ini akan sangat kesulitan apabila mereka berdatangan dalam jumlah banyak. Belum lagi batalion Undead Archery/Pemanah juga berjaga disepanjang tebing-tebing jalan yang dilaluinya.

"Apa yang para dewa minta padaku, tak seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak meski Pandora's Box adalah sebuah barang yang sangat berharga tinggi sekalipun." - Athens Soldier's Note

Setelah berhasil memasuki area yang lebih dalam dengan mengalahkan musuh-musuh yang kuat, Kratos menemui catatan disamping seorang mayat di area bernama Chamber of Sacrifice. Pada catatan tersebut, dia mengeluhkan akan permintaan dewa yang tidak mungkin atau sulit dilakukan oleh setiap manusia. Jika dilihat dari mayatnya, dia terlihat menusuk dirinya dengan sebilah pisau, mengartikan bahwa dirinya melakukan bunuh diri karena tidak mungkin bisa melanjutkan tantangan yang diberikan dewa padanya lagi. Tantangan tersebut adalah menyajikan sebuah pengorban/tumbal dihadapan patung dewa Poseidon. Tantangan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang monster atau iblis, dan Kratos adalah salah satunya. Perbuatan ini bukanlah hal sulit bagi orang Sparta seperti Kratos, pengorbanan dalam perjuangan adalah hal yang biasa baginya. Dia menemukan banyak prajurit Athena yang entah kenapa nampaknya mereka terperangkap disebuah kurungan, lalu dengan pandangan dinginnya dia menurunkan salah satu prajurit yang terdekat. Walaupun awalnya prajurit tersebut mengira akan dibebaskan olehnya, tapi Kratos menjelaskan bahwa dewa Poseidon meminta sebuah pengorbanan kepada kita semua. Seketika itu prajurit tersebut ketakutan bahwa ternyata dirinyalah yang akan dikorbankan.

Kratos sudah paham dengan situasinya bahwa tujuan para prajurit Athena datang kesini adalah untuk mengambil Pandora's Box lalu mengalahkan dewa Ares, sehingga dia berpikir bahwa Sang Prajurit juga harus ikut berkorban dan mati dengan hormat demi kepentingan bersama. Meski prajurit lemah tersebut terlihat belum siap mati, namun prajurit tetaplah prajurit dan mereka adalah orang-orang yang seharusnya siap berani mati. Sesuai dengan janji yang tertulis pada patung Poseidon, akhirnya Kratos dapat melanjutkan tantangannya. Tantangan selanjutnya yang sebagian besar berada dalam air sehingga Sang Penantang harus mengambil Poseidon's Trident agar mendapat ijin untuk menjelajahi area bawah air Sang Dewa Laut. Kratos juga sempat bertemu dengan Nyads, sejenis peri-peri laut yang merupakan keturunan langsung dari dewa Poseidon, mereka juga ikut melindungi teritorial bawah air yang dikuasai Poseidon dan mereka akan memberikan apapun apabila permintaannya dipenuhi.

Kratos mencium Nyad


Ukiran dan patung tentang dewa penguasa Lautan ini juga dibuat didasar air bersama dengan bermacam jebakan yang akan membunuh siapapun yang tidak waspada terhadap tantangan ini. Selain patung dewa, ada juga patung salah satu istri tercintanya yaitu Amphitrite. Ibu dari Triton Sang Raja Duyung ini mewakili Sang Dewa untuk mengawasi gerak-gerik setiap penantang pemberani yang memasuki tantangan Dewa Poseidon, maka dari itu dialah satu-satunya yang tahu jalan keluar dari tantangan kali ini. Jalan keluar yang tersembunyi ini akan membawa Sang Penantang menuju tantangan berikutnya dengan melewati The Rings of Pandora sebagai checkpoint.

LV.3 Challenge of Hades
Dengan membawa Poseidon's Trident maka Kratos mendapat ijin untuk berenang dan menyelami kolam besar yang berada di pusat Ring of Pandora v.2, dimana terdapat jalan tersembunyi yang akan membawanya menuju tantangan level tiga. Sebelum memasuki tantangan yang sebenarnya, Kratos berpapasan dengan ruangan dengan pintu raksasa yang disegel dengan rantai besar. Pintu ini untuk sementara tidak mungkin bisa dimasuki tanpa membuka segelnya, dan inilah tujuan akhir dari tantangan Hades.

Dalam Chamber of Hades, tantangan yang diberikan oleh dewa Hades kepada Sang Penantang adalah mengalahkan total 8 Centaurs lalu bagi siapapun yang menumbalkan darah mereka kepada Hades maka tantangan pertama ini terselesaikan.

Kemudian Kratos memasuki labirin yang dipenuhi oleh rombongan Undead, Gorgon, dan Centaur. Terdapat tombol besar yang tersembunyi dalam labirin ini, tombol ini akan menekan keluar Patung Hades yang berada di dasar Chamber of Hades. Patung raksasa ini akan memancarkan cahaya yang menerangi ruangan bernama Dark Halls. Ruangan ini sebelumnya sangatlah gelap, hal ini tak mungkin bisa dimasuki tanpa bantuan penerangan yang bertenaga besar. Kegelapan dalam ruangan ini sangatlah mematikan karena ternyata Dark Halls adalah jebakan bola api raksasa yang menggelinding dari puncak dalam jumlah yang sangat banyak. Tanpa tahu apa yang ada didalam sini hanya akan membuang nyawa sia-sia.

"Delapan jalan buntu. Satu jalan keluar. Dapatkah kamu menemukannya sebelum api Hades mengonsumsimu?" - Book of Pathos Verdes III

Apabila Kratos berhasil mendaki sampai dipuncak, dia akan mendapat beberapa harta karun dan buku petunjuk milik Pathos Verdes III mengenai jalan keluar dari jebakan ini. 1 dari 8 pintu yang terdapat diantara jebakan bola api ini adalah jalan keluarnya. Jika Sang Penantang membuka semua pintunya, dia bisa tahu bahwa pintu ketiga di sebelah kiri adalah jalan keluar yang sebenarnya.

Jalan keluar ini menghubungkan menuju labirin terakhir, dimana lokasi untuk membuka pintu raksasa yang sebelumnya Kratos temui berada tersembunyi dalam labirin ini. Setelah berhasil membuka pintu raksasa tersebut, sesuatu yang mengerikan muncul dari dalam.

Monster Undead berukuran raksasa setinggi 20 kaki dengan perawakan Minotaur memunculkan diri dengan penuh kebuasan. Seluruh tubuh monster ini dilindungi dengan armor yang sangat tebal, membuatnya sangat sulit untuk ditaklukkan tanpa melepaskan semua armornya. Dalam sejarah mitologi Yunani, sebelumnya monster ini adalah Minotaur generasi pertama yang lahir di Crete dan dibiarkan mengamuk dalam labirin hingga akhir hayatnya setelah dibunuh oleh salah satu pahlawan Yunani bernama Theseus. Dalam kasus ini, Hades tampaknya membangkitkan monster ini kembali agar berdedikasi kepadanya sebagai bagian dari Undead dan bertanggung jawab sebagai Pandora's Guardian, yang mana akan menentukan hidup-matinya Sang Penantang setelah berhasil melewati semua tantangan yang ada. Pandora's Guardian disini muncul sebagai tantangan terakhir dan tersulit bagi siapapun yang ingin mengambil Pandora's Box.

   


Image result for god of war pandora's guardian
Kratos VS Pandora's Guardian


Kratos adalah seorang penantang yang berhasil melewati semua tantangan yang ada dalam Pandora's Temple lalu disinilah Kratos akan ditentukan hidup-matinya dengan melawan monster raksasa ini. Monster ini benar-benar kuat, dia tidak akan membiarkan siapapun melewatinya meski pintu gerbang dibelakangnya terbuka dengan lebar. Armor tebal yang nampak didesain khusus olehnya menjadi kelebihan yang tak tertandingi kecuali dengan Blades of Chaos. Senjata dewa ini sangat menguntungkan Kratos, disamping kelincahan pengalamannya dalam mengalahkan monster-monster berukuran raksasa. Sedikit demi sedikit, armor yang melapisinya hancur dan terlepas, kebrutalan Kratos justru lebih mengerikan. Hingga akhirnya setelah semua armor ditubuhnya terlepas, Kratos meluncurkan serangan terakhir dengan menembakkan Ballista yang didesain untuk para Penantang sebagai senjata pendukung.

Kemenangan Kratos ini akan memberikan jalan menuju area dimana mayat anak tertua Pathos Verdes III Sang Arsitektur dibaringkan dalam peti mati. Anak ini mati setelah anak termuda menuju Elysian Fields. Pada sebuah altar tersebut Kratos dapat membuka petinya lalu mengambil tengkoraknya sebagai kunci menuju area berikutnya.



Ketika Kratos sedang menuju The Rings of Pandora, dia bertemu dengan Hades dalam bentuk roh seperti dewa-dewa sebelumnya. Hades sangat mengagumi kehebatan Kratos dalam menyelesaikan tantangan-tantangan darinya sejak dia memasuki areanya sampai mengalahkan Pandora's Guardian. Dari percakapan ini nampaknya Hades belum mengetahui tentang kematian Pesephone Sang Istri dan Charon Sang Pelayan yang disebabkan karena ulah Kratos, disini dia justru mengkhawatirkan Kratos dan menawarkan kekuatan jiwanya kepada Kratos. Army of Hades adalah nama dari kekuatan tentara jiwa orang-orang mati yang dikirim langsung dari Underworld untuk melayani penggunanya dalam melancarkan serangan.

Setelah mendapatkan kekuatan baru dari dewa, Kratos kembali menuju The Rings of Pandora dan menemukan pintu beserta lubang kunci yang nampaknya cocok dengan tengkorak yang dibawa. Kunci tengkorak tersebut ternyata digunakan untuk menyurutkan kolam besar ditengah Ring of Pandora v.2 dan dasar kolam inilah yang menjadi area ketiga (v.3) dari The Rings of Pandora. Pusat dari bagian ini terdapat patung Zeus beserta batu kristal yang menempel di dadanya, tampaknya kristal itu menjadi segel yang melindungi jalan menuju Pandora's Box. Batu kristal ini tidak bisa dihancurkan karena cara membuka segelnya memang bukan untuk dihancurkan melainkan dengan memberi energi sinar yang sangat kuat dari batu kristal lainnya yang terdapat di Temple of Crystal Eye, inilah waktunya membuka kunci terakhir. Puzzle terakhir ini hanya perlu menata posisi ketiga Ring of Pandora agar kedua batu kristal tersebut saling terhubung.



Cahaya tebal menyinari satu sama lain setelah kedua kristal tersebut berhadapan. Patung Zeus yang perkasa tersebut naik menjulang tinggi ke permukaan kuil Pandora hingga keseluruhan kuil bergetar sampai di area luar, tampak Body Burner telah mengetahui keberhasilan Kratos dalam menghadapi tantangannya sebagai orang pertama yang berhasil menaklukkan Temple of Pandora. Dewi Athena juga mengetahui keberhasilannya, ia hanya bisa memandunya dan memberi peringatan bahwa ini belumlah berakhir karena Pandora's Box tersimpan dipuncak kuil, dan Kratos harus menuju kesana melalui Patung Zeus lalu kembali ke kota dengan membawa Pandora's Box.

LV.4 Cliff of Madness
Sekarang Kratos berada di puncak tertinggi dari kuil Pandora. Pemandangan padang pasir terbentang luas, tapi bukan itu yang membuat menarik perhatian karena sebelum memasuki area bernama Cliff of Madness, Kratos justru dihadang oleh makhluk yang tampak kuat. Ini adalah jenis Satyr yang sangat bertalenta dalam menggunakan tongkat pedang gandanya dan kelincahan akrobatnya tampak berbeda dibanding Undead. Makhluk-makhluk seperti ini akan lebih sering dijumpai Kratos disini dan itu akan lebih merepotkan jikalau muncul berkelompok.



Satu Satyr tidaklah mungkin menghentikan Kratos, meski penampilan luarnya sangat mengesankan. Beberapa langkah setelah pertarungan, dia bertemu dengan seekor Harpy ditengah jembatan yang sedang menyantap mayat. Kratos melihatnya dan membuatnya teringat akan masalalu ketika dia menerima Blades of Chaos. Dua pedang kembar ini ditempa langsung dari Underworld dan diperuntukkan sebagai senjata sekelas dewa, rantai-rantai mendidih tersebut diikat di lengan Kratos hingga meninggalkan bekas luka bakar yang menjadi pengingkat akan sumpah Kratos. Dengan senjata ini, Kratos telah mendapat kekuatan amarah dewa Ares yang luar biasa, meski nyatanya dia harus membayar harga yang terlalu mahal bahkan bagi Jendral Sparta sekalipun.

"Cliff of Maddness terbentang dihadapanmu. Dalam hati kecilku, saya takut mungkin saya telah mendesain rintangan tanpa jalan keluar. Jika saya benar, semoga para Dewa yang kejam dan tidak peduli, menunjukkanmu jalan yang benar." - Book of Pathos Verdes III

Masalalunya itu benar-benar mengubahnya, hal itulah yang tidak diinginkan Kratos. Kemenangan instan itu menjadi awal dari masalalunya yang gelap. Tugas terakhirnya dalam pelayanan kepada dewa Olympus ini merupakan tanggung jawab sekaligus sebagai media balas dendamnya kepada dewa Ares. Kratos melanjutkan hingga didepan tebing dia membaca sebuah petunjuk mengenai tempat yang akan dia masuki bernama Cliff of Madness (Jurang Kegilaan). Ini adalah lokasi tantangan terakhir para pencari Pandora's Box. Puzzle dan jebakan telah dia lewati, pertarungan demi pertarungan juga dia hadapi sampai-sampai dia mengingat lagi kelanjutan masa lalunya setelah berhasil mengalahkan pasukan Barbarian.



Kali ini dia mengingat peristiwa ketika melayani permintaan dewa Ares dengan penuh loyalitas. Bersama dengan pasukan Sparta yang tersisa meluncurkan serangan besar tanpa sifat kemanusiaannya, dirinya benar-benar berubah seperti binatang yang haus akan keinginan membunuh. Mereka menyerang kota Athena dikarenakan mereka membangun kuil untuk menyembah dewi Athena dan itu sangat bertentangan dengan ideologinya. Hingga suatu ketika hatinya pernah menolak tempat yang mengganjal baginya, sesuatu yang dilarang oleh instingnya agar tidak masuk ke dalam. Disinilah pusat dari kuil Athena yang dimaksud, seorang Oracle disana juga telah mengatakan bahaya yang lebih besar dari yang dia tahu. Telinganya seolah sudah tuli, ambisinya tidak bisa dibendung demi kejayaan dewa Ares kepada seluruh dunia. Tapi pada akhirnya dia telah sadar bahwa kejayaan yang ia kejar, berubah menjadi mengerikan setelah dia menyerang kuil tersebut. Gambaran dua korban terakhir dalam kuil tersebut akan menghantuinya untuk selamanya. Dia baru sadar bahwa setelah tragedi di hari itu, dia sudah tak dapat melayani majikannya lagi, kematian Ares adalah gambaran yang terpintas dikepalanya. Membunuh Sang Dewa Perang adalah keinginan murni selanjutnya, itulah kenapa Pandora's Box adalah benda yang sangat berharga bagi Kratos.

https://i.pinimg.com/originals/04/f8/05/04f805886f7f70116b7e33af3e372ace.jpg
Pandora's Temple dirantai di punggung Titan Cronos


Perjalanan jauhnya mengantarkan sampai Architect's Tomb. Ini adalah tempat dimana Pathos Verdes III Sang Arsitektur bekerja untuk terakhir kalinya lalu tewas bunuh diri karena menjadi gila. Kegilaan yang telah menimpanya karena kefanatikannya kepada para Dewa. Dimulai sejak menjinakkan Titan Cronos yang dibantu oleh beberapa Harpies, pengendara mereka, dan para Dewa. Kemudian Verdes memulai membangun kuil dipunggungnya. Desain jebakan yang awalnya mudah dan lancar tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi lebih sulit dan lebih sulit ketika dia mulai kehilangan akal sehatnya. Anak termuda disusul oleh anak tertuanya meninggal secara beriringan. Kematian mereka membuatnya gila dan mulai kehilangan kepercayaan kepada para Dewa, sementara penantang pertama yang gagal lalu dikutuk menjadi Undead (Body Burner) juga membuatnya semakin gila karena dihantui rasa bersalah. Akal sehatnya mulai kehilangan kewarasan, ketika dia malah menggunakan mayat anak-anaknya sebagai bagian dari jebakan-jebakan di dalanm kuil. Hal ini mengakibatkan masalah serius dengan istrinya, lalu argumen mereka berakhir setelah tak sengaja Verdes menusuk istrinya dengan sebilah pisau, dan membunuhnya. Merasa dirinya sudah tidak mungkin bisa melanjutkan pembangunannya lagi karena seluruh keluarganya pergi, dia lalu bunuh diri dan kutukan kepada para Dewa adalah kata-kata penyesalan terakhirnya.

"...mencoba menghentikanku...dia bilang para Dewa itu penipu, bahwa saya juga orang bodoh. Dia mungkin benar...tapi Mereka mendatangiku, Mereka mempercayaiku...dia harus dihentikan...tapi sekarang mereka pergi, seluruh keluargaku. Aku tak bisa meneruskannya." - Pathos Verdes III's Note

Catatan kematian Sang Arsitektur tertulis disamping mayatnya yang tergeletak diatas meja dengan darah yang mengering di permukaan meja tersebut. Mayat istrinya terlihat duduk dengan arah berlawanan darinya dalam kondisi tertusuk pisau didadanya. Tengkoraknya ternyata juga digunakan sebagai kunci layaknya kedua anaknya, dimana ini digunakan untuk membuka jalan terakhir menuju Pandora's Box itu sendiri. Dalam sejarah, tidak ada siapapun yang mampu mencapai Pandora's Box, tapi setelah 2500 tahun sejak awal pembuatan kuil hingga sekarang, orang fana (mortal) pertama yang mampu dan hanya seorang saja yang akhirnya terbukalah kotak itu untuk Kratos.



Ketika Kratos menyentuh Pandora's Box, Athena muncul dalam bentuk roh memberi selamat atas keberhasilannya dan memberitahu situasi kota Athena saat ini bahwa masih ada kesempatan untuk menyelamatkannya apabila secepatnya membawa Pandora's Box kemudian mengalahkan dewa Ares menggunakan itu. Disisi lain dari kejauhan kota Athena, Ares yang sedang berperang merasakan keberhasilan Kratos lalu melemparkan sebuah pilar tajam dengan kekuatan dewanya yang Maha Dahsyat. Pilar tajam itu menghujam tepat di perutnya, darahnya mengalir deras keluar dari perutnya, keselamatannya sudah tidak bisa diharapkan lagi. Mungkin inilah akhir dari penderitaanya selama ini, namun sebagaimana nyawanya mulai meninggalkan Kratos, ingatan pada malam yang ditakdirkan justru muncul kembali. Bahkan dalam kematiannya, ingatan akan menumpahkan darah keluarganya sendiri masih menyiksanya. Pada malam itu juga tanda keburukan Kratos akan dapat dilihat oleh semua orang, abu dari tubuh istri dan putrinya akan terus menempel pada kulitnya untuk selamanya. Dengan kutukan inilah semua orang tahu akan kekejamannya, kulit putih dari abu keluarganya melahirkan julukan barunya sebagai Ghost of Sparta. Seiring para Harpies mengambil Pandora's Box darinya, kehidupan Kratos memudar dan jiwanya dijatuhkan ke dalam Underworld.


Baca selanjutnya... God of War (The New Olympian)

Baca sebelumnya God of War (Final Task)
Reading Time:

Senin, 04 Juni 2018

Alur Cerita Lengkap God of War (Final Task)
22:111 Comments
 https://fantasticalhq.blogspot.com/2018/06/alur-cerita-lengkap-god-of-war-final-task.html

PERINGATAN! Artikel berikut ini berisi banyak SPOILER.

10 tahun penebusan dosa telah berakhir, tampaknya Kratos justru merasa dewa telah meninggalkannya. Kratos kini berdiri diatas tebing tertinggi di Yunani diatas lautan Aegean (Aegean Sea), lalu dengan penuh penyesalan dia menerjunkan dirinya berharap penderitaannya segera berakhir. Meski tidak selalu semudah itu seorang Pejuang Dewa akan menemui ajalnya begitu saja, maka inilah cerita 3 minggu sebelumnya ketika Kratos menjalankan tugas terakhirnya dalam penebusan dosa. Waktu berlalu dengan cepat beberapa periode setelah peristiwa di God of War : Chains of Olympus.



3 Minggu Sebelumnya

Ketika Kratos mengadakan perjalanannya menuju kota Athena menggunakan kapal, pasukan Undead dalam jumlah besar menyerang kapal tersebut disusul dengan Hydra yang menjadi masalah utama dalam serangan ini. Tampaknya tugas terakhir Kratos sudah dimulai bahkan sebelum dewi Athena memberi peringatan kepadanya. Pasukan ini datang atas perintah dewa Ares yang saat ini sedang meluncurkan serangan besar-besaran di kota Athena. Serangan ini menyebar hingga mencapai lautan menandakan kapal tersebut telah mendekati pelabuhan kota Athena.

"Pergi... pergi dariku! Aku tahu siapa kau, Spartan! Aku tahu apa yang sudah kau lakukan. Lebih baik aku mati daripada diselamatkan olehmu." - Prisoner of Ship

Kratos melakukan pertarungan di segala tempat dengan menyusuri seluruh kapal hingga bertemu beberapa awak kapal, salah satunya seorang tahanan kapal (Prisoner of Ship) yang menghujat Kratos akan perbuatannya di Athena. Citra seorang Sparta di kota ini sudah tercemar karena perbuatan mereka di masa lalu. Di lain tempat ada banyak penumpang kapal yang lari terbirit-birit diserang oleh segerombolan Harpies, namun ada juga yang ingin melakukan perlawanan meski orang-orang tanpa persenjataan ini bukanlah tandingannya pasukan Undead dan Harpies, sementara ada juga yang terkunci dalam ruangannya lalu menjadi makanan empuk bagi para Undead.

Kratos vs Hydra




Ditengah-tengah pertempuran, Kratos mendapat pesan dari dewa Poseidon Sang Dewa Laut untuk membunuh Hydra dikarenakan monster ini telah meneror lautan Aegean dengan ganasnya sehingga diperlukan pembasmian. Dengan diberkati kekuatan baru berupa badai halilintar bernama Poseidon's Rage, Kratos menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Kratos membunuh monster ini dengan caranya sendiri, sangat berbeda dengan bagaimana Hercules Sang Pahlawan Yunani membunuh mereka. Dari pengalaman yang pernah dialami, menebas kepala hewan ini hanya akan menumbuhkan 2 kepala baru. Pengetahuan ini tampak sudah diketahui dengan sangat baik oleh Kratos. Dia menghentikan pergerakan seluruh kepalanya menggunakan jangkar kapal guna untuk mengincar kepala utama (Hydra King) yang mana ukuran kepalanya paling besar dan paling sulit ditaklukkan namun menjadi titik lemahnya, meski sulit Kratos tetap berhasil membunuhnya dengan menikam kepala utamanya menggunakan tiang kapal yang tajam.

Setelah Hydra mati, serangan berangsur-angsur berakhir. Pasukan Undead akhirnya mulai berhenti bermunculan. Pembunuhan besar-besaran telah terjadi di kapal ini, darah menggenangi permukaan kapal membuat Kratos kembali mengingat masalalunya yang tidak bisa lepas darinya. Apa yang bisa Kratos lakukan selama ini adalah dengan berlayar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya demi memenuhi panggilan dan menjalankan penebusan dosa kepada para dewa Olympus. Berapapun banyak Anggur yang dia minum beserta wanita-wanita yang dia tiduri disela-sela harinya tetap saja mimpi buruk yang bersarang dikepalanya tidak akan pernah hilang.



Kratos mengadu kepada satu-satunya dewi yang setia memberi harapan kepada Kratos yaitu Athena Sang Dewi Kebijaksanaan. Setelah 10 tahun kesetiaan Kratos kepada para dewa Olympus ternyata masih belum pernah membuahkan hasil, dia mempertanyakan keraguannya kepada dewi tersebut. Dengan mengirim jiwanya kedalam patung Athena di kapal tersebut, Sang Dewi memberi pesan akan tugas terakhir yang harus Kratos lakukan. Tugas paling menantang diantara tugas-tugas yang pernah dia lakukan menunggu di kota Athena. Ares Sang Dewa Perang melunjurkan serangan besar tanpa sebab yang jelas, namun keputusan dewa satu dengan dewa yang lainnya tidaklah boleh diperdebatkan. Tidak diperbolehkan pula adanya pertempuran antar dewa, itulah yang menjadi landasan/aturan oleh para dewa Olympus. Meski dalam kasus ini, keputusan Ares sangatlah bertentangan dengan Athena tetap saja Sang Dewa Perang tidak melanggar aturan. Hal yang boleh dewa/dewi lainnya lakukan apabila menentang keputusan tersebut adalah dengan mengandalkan pejuangnya (The Champions of the God), dalam hal ini Kratos memang bukanlah pejuang dewi Athena dan dia justru mantan pejuang dewa Ares (NB : terlihat dari tato merah ditubuhnya), tapi tugas penebusan dosa yang terakhir ini telah diambil oleh Athena sehingga inilah permintaannya sebagai salah satu dari 12 Dewa Olympus yaitu dengan membunuh Ares Sang Dewa Perang itu sendiri. Kratos setuju dengan satu syarat, bahwa para dewa akan membebaskannya dari mimpi buruk kejahatannya di masa lalu, serta memberinya kesempatan untuk penebusan. Meski jawaban Sang Dewi tidak terlalu meyakinkan, namun Kratos tetap menjalankan tugasnya.

"Selesaikan tugas terakhir ini maka dosa masa lalumu akan diampuni." - The Goddess of Athena

Kapal berhenti di salah satu gerbang kota Athena (The Gates of Athens), lalu mulai dari sinilah pertempuran berlangsung. Selain banyak pasukan Undead yang bermunculan dari Underworld, beberapa Minotaur dan Cyclopes berarmor juga dikirim untuk menghancur leburkan kota. Makhluk-makhluk ini sangat kuat membuat para tentara kota Athena hanya bisa lari ketakutan.



Ketika Kratos menyusuri kota Athena yang sudah hancur lebur, dia mendapat pesan dari Aphrodite Sang Dewi Kecantikan. Diantara pasukan Undead, Minotaurs, dan Cyclops, ada satu makhluk yang ternyata berada disini mempimpin pasukan Gorgon yaitu Medusa, salah satu dari 3 Ratu Gorgons disamping Stheno dan Euryale. Berdasarkan mitologi Yunani, Medusa seharusnya sudah mati ditangan Perseus Sang Pahlawan Yunani di masanya, sehingga ada kemungkinan bahwa Ares membangkitkan Medusa dari Underworld agar memimpin pasukan Gorgon-nya untuk menyerang kota Athena, dendam yang terpendam dalam hati Medusa terhadap Sang Dewi juga yang membuatnya mengikuti Ares. Ini juga terbukti dari sebagian besar pasukan yang dikirim Ares selalu berhubungan dengan Underworld. Disini Aphodite bertindak sebagai salah satu dewi yang menentang keputusan Ares dalam penyerangan kota Athena, dia memberi apresiasi akan kemajuan Kratos dengan menawarkan kekuatan apabila berhasil membunuh Medusa dan membawakan kepalanya padanya.

Disepanjang jalan kota Athena (The Road of Athens), tiba-tiba Kratos dikejutkan oleh sosok wanita dalam bentuk semacam hologram. Dia adalah Oracle of Athens, seseorang yang ingin membantu bagaimana cara membunuh seorang dewa apabila Kratos mau bertemu dengannya di kuil sebelah timur. Dengan pikirannya yang masih bingung nampaknya dia paham dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Jangan takut, Kratos. Saya adalah Oracle of Athens, aku disini untuk membantumu mengalahkan Ares. Temuilah di kuilku ke arah timur, dan Aku akan tunjukan kepadamu bagaimana cara membunuh seorang dewa." - Oracle of Athens

Setelah memasuki pusat kota, terlihatlah Ares Sang Dewa Perang sedang mengamuk menggunakan ukuran dan kekuatan dewa, banyak pasukan tentara Athena berusaha menyerangnya meski tidak menghasilkan efek apapun bagi Sang Dewa. Kali ini Kratos belum akan menyerangnya karena kekuatannya sekarang belum mampu untuk melawannya, dia lebih memilih pergi kearah timur menuju kuil Oracle seperti yang sebelumnya sarankan. Sesampai di alun-alun kota terlihat beberapa Cyclops juga ikut-ikutan mengamuk dan menyerang banyak warga sipil sehingga mereka ramai berhamburan melarikan diri. Pasukan yang lebih kuat dari bangsa Undead juga bermunculan disini, mereka adalah bangsa Wraiths. Bangsa ini tidak memihak siapapun, melainkan hanya menyerang siapapun yang hidup disekitar mereka. Wraiths merupakan arwah-arwah pendendam dari mereka yang tewas ditengah peperangan besar, kemarahan dan keinginan kuat untuk membunuh saat menjelang kematian-lah yang memunculkan arwah jahat ini.



Selain Aphrodite dan Athena sendiri yang menentang penyerangan Ares ini, Zeus selaku raja dewa Olympus yang menjaga eksistensi dunia juga berusaha menghentikan serangan ini dengan memberkati kekuatan tombak petirnya kepada Kratos. Kekuatan ini sangat berguna bagi Kratos untuk menyerang musuh dari jarak yang jauh.

Dengan banyak kekuatan yang dia dapatkan dari para dewa, sekarang Kratos menjadi lebih kuat dan lebih mudah dalam menghadapi rintangan didepannya. Hingga sampai didepan kuil Sang Oracle (The Temple of the Oracle), ada kejadian yang tidak terduga yaitu Sang Oracle Athena itu diserang oleh beberapa Harpies lalu membawanya pergi. Hal ini membuat Kratos harus segera mengejar dan menyelamatkan nyawanya kemanapun makhluk itu membawanya.



Disamping itu, Kratos disambut dengan seorang kakek penggali kubur yang misterius (The Grave Digger), dia berbicara dengan arah pembicaraan yang misterius pula. Namun ada satu hal yang membuat Sang Sparta itu tercengang yaitu kakek itu menggali kuburan khusus untuk Kratos sendiri. Meski dia tidak peduli dengan apa yang kakek itu katakan, tapi pesan terakhir kakek itu adalah bahwa semuanya akan terungkap pada waktunya dan ketika semua itu terasa menghilang, dia akan ada disana untuk membantu. Setelah kakek itu selesai berbicara, dia melanjutkan kesibukannya dengan menggali kuburan lebih dalam. Sedangkan Kratos kembali mengejar Oracle walaupun dia masih penasaran dengan identitas asli kakek tersebut.

Dari kejauhan terlihat para Harpies membawa Sang Oracle yang merenta-renta meminta tolong. Beberapa Harpies menghalau dan menyerang Kratos, meski pada akhirnya mereka seolah hanya meminta untuk dibunuh oleh Sang Sparta. Para Harpies yang lainnya terus membawanya menjauhi Kratos lalu ketika sampai ditengah-tengah taman kuil tersebut mereka menjatuhkan Sang Oracle dari ketinggian, tapi beruntunglah Sang Oracle tersebut karena berhasil berpegangan sebuah tali sehingga memberikan Kratos sedikit kesempatan waktu untuk meraih secepatnya.



Setelah berhasil menolongnya tepat pada waktunya, Oracle of Athens akan menepati janjinya kepada Kratos. Walaupun kata Sang Oracle, sebenarnya Kratos sudah terlambat atau mungkin sangat terlambat untuk menyelamatkan kota Athena setelah kota ini sekarang sudah hancur berantakan. Sebelum Oracle memberikan petunjuknya tentang cara membunuh dewa, dia ingin membaca pikiran Kratos mengenai alasan keterlambatan Sang Utusan Athena dalam menjalankan tugasnya. Bukannya memikirkan strategi dalam penyelamatan kota Athena melainkan memikirkan hal yang mengejutkan, apa yang selama ini Kratos pikirkan adalah masalalu yang tragis. Masalalu semenjak dia menjadi seorang Kapten dari pasukan Sparta yang berjumlah 50 tentara hingga meningkat menjadi ribuan dalam waktu singkat. Semakin lama Kratos memimpin pasukannya semakin cepatlah dia diangkat menjadi Jendral Sparta, hingga menjadi seseorang yang sangat ditakuti oleh baik dari kalangan lawan ataupun kawan. Semua orang takut padanya kecuali satu yaitu istrinya yang berani menghadapi amarah gilanya. Keinginan Sang Sparta untuk membawa kejayaan Sparta bersama ego kuatnya yang tak mengenal batas, justru memakan dirinya sendiri. Seketika itu terkejutlah Oracle tersebut lalu memberhentikan penerawangan masalalunya dan sempat meragukan keputusan Sang Dewi. Tapi Oracle akhirnya berhenti meragukannya kemudian menjelaskan tentang petunjuknya kepada Kratos, yaitu Pandora Box, satu-satunya barang yang dapat membantunya mengalahkan seorang dewa. Barang ini sengaja disembunyikan oleh para dewa di padang pasir jauh sebelah timur kota Athena. Hanya itulah yang bisa Oracle tunjukan, selebihnya Kratos akan mendapatkan petunjuknya disana.



Desert of the Lost Soul, itulah nama gurun yang dituju Kratos sekarang. Tepat setelah akan memasuki area gurun, patung Athena menyambutnya dengan beberapa petunjuk. Kratos mempertanyakan kebenaran akan petunjuk mengenai Pandora Box lalu Athena mengatakan kebenarannya seperti Sang Oracle katakan. Salah satu hal yang penting disini adalah jalur aman yang dapat Kratos lewati yaitu dengan mengikuti suara merdu Siren. Ada tiga Siren yang harus ditemui dan dihancurkan agar dapat membuka kuncinya menuju Titan Cronos, satu-satunya Titan yang masih hidup dipermukaan bumi (Upperworld) sementara Titan lainnya yang juga masih hidup berada dalam Pits of Tartarus termasuk Titan Atlas yang diberi hukuman untuk menyangga Pillar of the World juga bagian dari dunia bawah (Underworld). Titan Cronos adalah ayah kandung dari 6 dewa Olympus bersaudara (Zeus, Poseidon, Hades, Hera, Hestia, Demeter) yang memiliki reputasi yang sangat buruk salah-satunya yaitu memimpin para Titan penentang Olympus di Perang Titan (Titanomachy). Pemimpin para Titan ini diberi hukuman dengan dirantainya Temple of Pandora di punggungnya yang berisi barang pusaka yang sangat mematikan bernama Pandora Box kemudian Zeus melepaskannya berkeliaran dipadang pasir yang mengoyak tubuhnya tanpa henti. Itulah informasi yang diberikan oleh Dewi Athena kepada Kratos sebelum dimulainya perjalanan dari Sang Pejuang Dewa.

Inilah akhir cerita dari God of War (Final Task)

Reading Time:

Sabtu, 21 April 2018

Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Underworld)
01:081 Comments
Berlanjut dari peristiwa sebelumnya pada bagian Dunia Atas (Upperworld), kali ini Kratos dikirim oleh Fire Steeds menuju Dunia Bawah (Underworld). Dimulai dari sinilah Kratos melanjutkan perjalanannya setelah berhasil berpengangan di tebing Asphodel, area netral sebelum memasuki kekuasaan dewa Hades. Dari puncak sini, Kratos dapat melihat pemandangan horror dari Underworld, tempat dimana tidak ada seorang pun manusia yang menginjakkan kakinya disini melainkan hanya para jiwa-jiwa orang mati yang sedang menghadapi takdirnya.

https://fantasticalhq.blogspot.co.id/2018/04/alur-cerita-lengkap-god-of-war-chains-of-olympus-underworld.html
 
Disamping mereka yang sudah mati, penghuni asli dari tempat ini adalah makhluk-makhluk dari ras undead bernama Hoplite yang akan menghentikan siapapun tamu yang tak diundang memasuki kawasan Underworld, serta ada beberapa Harplings, Gorgon, dan Cyclops Tyrant juga berada dipihak yang menguasai kawasan sekitar. Kratos sudah berjalan jauh dan menghabisi banyak musuh yang menghalanginya hingga berakhir dengan gerbang utama (Gates of Hades) menuju istana penguasa Underworld yaitu dewa Hades, namun Kratos tidak ingin membuat masalah dengannya sehingga dia lebih memilih menyusup lewat jalan lain.

Jalan lain yang ia maksud adalah jalan bagi orang-orang mati, yaitu melalui sungai yang penuh darah bernama River Styx. Disini Kratos tidak akan dan tidak mungkin menyelami sungai tersebut, karena selain penuh dengan darah busuk, di dasarnya terdapat banyak jiwa-jiwa yang menderita menginginkan kehidupan kembali karena telah gagal dalam menjalani hidupnya, penyesalan membuat mereka iri dengan mereka yang masih hidup dan berusaha merampas tubuh hidupnya jikalau bisa. Oleh karena itu Kratos harus membunyikan lonceng besar dan menaiki kapal pengantar yang dinahkodai oleh Charon the Ferryman, namun dia menolak Kratos yang masih hidup. Syarat bagi seseorang yang ingin menaiki kapal tersebut adalah orang itu harus mati. Sebenarnya ada trik khusus yang pernah dipakai oleh para Pahlawan Yunani terdahulu untuk menyusup kedalam Underworld melalui Charon yaitu dengan menyuapnya dengan sejumlah keping koin, namun tampaknya Kratos tidak mengetahui trik ini.


Kratos merasa terancam bahwa nyawanya akan dicabut sendiri oleh Charon, sehingga pertarungan pun terjadi. Pada pertarungan yang singkat ini, Kratos kalah telak. Dia tidak memiliki kekuatan yang lebih untuk melawan Charon atau mungkin sengaja dirinya kalah, untungnya Charon tidak benar-benar membunuhnya melainkan hanya menjebloskan dirinya kedalam penjara yang lebih dalam dari Underwolrd yaitu Pits of Tartarus. Entah ini hanya kebetulan atau rencananya tapi yang jelas untuk mencari seorang Titans maka disinilah tempatnya, para Titan yang kalah dalam Titanomachy dianggap memiliki jiwa yang jahat dan hampir keseluruhan dijebloskan ke dalam sini salah satunya adalah Atlas. Selain para Titan, disini pulalah para manusia yang berjiwa jahat disiksa, terlihat banyak jasad yang sudah mati dalam kondisi terikat. Kratos akan menjadi salah satu dari mereka jikalau tidak segera melepaskan diri, karena rombongan Hoplite, Gorgon, dan Harpy dewasa telah siap untuk menyiksa korbannya.

Kratos berhasil meloloskan diri kemudian dia mempelajari bagaimana seorang Titan berukuran raksasa dapat takluk oleh para dewa Olympus dan terikat dengan kuat tanpa ada kesempatan untuk lolos kecuali seseorang dari kalangan dewa sendiri yang meloloskannya. Seperti halnya dengan kasus Atlas saat ini, Titan ini sebelumnya telah takluk dengan raja dewa Olympus, yaitu Zeus yang menggunakan senjata penakluk Titan bernama the Gauntlet of Zeus. Senjata ini telah disimpan dengan aman di Temple of Zeus dan kuncinya diserahkan kepada kepala sipir Tartarus yang disebut sebagai the Jailer of Tartarus, tapi secara misterius kepala sipir tersebut sudah menjadi tulang belulang di tempat singgahsananya, dengan begini Kratos hanya perlu mengambil kuncinya (the Cryptkeeper's Key) dengan leluasa beserta senjata pamungkasnya.

Kratos berusaha mengambil Gauntlet of Zeus

Area dalam Pit of Tartarus

Salah satu Titan yang tubuhnya diikat dengan rantai raksasa

Semakin dalam Kratos memasuki area Tartarus, maka semakin dia menemukan seorang Titan yang terantai dengan sempurna. Ada juga rantai-rantai yang sudah hancur dan sangat bisa dipastikan bahwa rantai tersebut bekas dari Atlas yang kabur, mimpi buruk macam apa yang akan terjadi jika membiarkan makhluk-makhluk ini dibebaskan.



Setelah mendapatkan cukup kekuatan, Kratos menantang Charon lagi. Kratos juga mengatakan bahwa kali ini dia tidak akan segan-segan membunuhnya, disamping itu Gauntlet of Zeus sangat memberi efek yang besar, dan hanya kemenanganlah yang menanti Kratos. Kratos mengambil topeng emas miliknya (Charon's Wrath) sebagai hadiah kemenangan. Senjata inilah yang membuat Charon sangat kuat dan menang telak di pertarungan pertamanya melawan Kratos. Topeng ini mengandung sihir yang sangat kuat pemberian dewi Persephone, kekuatan sihirnya mampu ditembakkan dalam bentuk energi hijau yang akan menyerap jiwa korban secara berkala.



Kapal pengangkut ini sekarang berada dalam kendali Kratos, pencariannya dimulai dari sini dimana setelah cukup lama berlayar menyusuri River Styx, cahaya alami yang dipancarkan Sang Dewa Matahari terlihat jelas menerangi Underworld, disanalah Helios berada. Namun perhatian Kratos tertuju pada suara melodi indah yang mulai terdengar lagi, tidak hanya itu sosok dari Calliope terlihat di suatu reruntuhan. Ini bukanlah ilusi, jelas bukan ilusi yang dihasilkan oleh The Furies, inilah yang diinginkan Kratos selama ini, bertemu langsung dengan keluarganya. Karena peristiwa ini, tujuan Kratos mulai sekarang berubah, dia akan menemui keluarganya saat ini juga. Kratos terus memanggil anaknya, meski sayangnya Calliope tidak mendengar dan justru kembali masuk ke Temple of Persephone. Karena jiwa keayahan Kratos yang ingin memeluk kehangatan putri tunggalnya, dia pun mengejarnya hingga memasuki ruangan milik salah satu penguasa Underworld. Kratos tidak menemukan siapapun termasuk Calliope sendiri melainkan hanya ada seorang sosok ibu yang memberi aturan kehidupan setelah kematian.

Kratos memasuki Groves of Persephone



Dialah Persephone the Queen of Dead/Underworld, dia sedang duduk disamping pohon besar yang sangat keramat di dunia bawah (Underworld), pohon ini bernama Forsaken Tree. Kratos bertanya dengan sedikit emosi kepadanya, mengenai keberadaan Calliope. Persephone sudah mengetahui akan penyusup yang telah masuk ke Underworld lalu memancingnya masuk menggunakan Calliope yang memainkan serulingnya, trik ini jelas berhasil karena Kratos-lah penyusupnya. Persephone menggodanya layaknya Hades yang menggoda diri Persephone menggunakan buah terlarang dari Forsaken Tree bernama Pomegranate, buah inilah yang sekarang mengutuknya. Seperti halnya Kratos yang ditipu oleh para dewa Olympus, Persephone juga merasa dirinya ditipu oleh Zeus dan Hades. Persephone curhat kepada Kratos bahwa dia harus merelakan dirinya turun ke dunia bawah setiap tahun terakhir tepatnya saat Musim Gugur dan Dingin, kemudian kembali lagi ke dunia atas saat Musim Semi dan Panas, inilah kenapa dia memiliki julukan sebagai Goddess of Spring karena pohon-pohon akan bermekaran saat kedatangannya dan berguguran saat peninggalannya. Dalam sejarah mitologi Yunani, Zeus selaku ayah kandungnya memang sengaja menjodohkannya dengan Hades yang memaksanya memakan 3 buah Pomegranate karena Zeus ingin membuat Elysium Fields yaitu taman surga bagi jiwa-jiwa berhati baik di Underworld, oleh karenanya Persephone dipilih untuk menciptakan lalu merawatnya meski sebenarnya dewa/dewi yang dipekerjakan disana mengartikan derajat yang sangat rendah, inilah yang membuat Persephone benci dengan ayahnya dan ingin mengkhianati Olympus itu sendiri.

Kratos menyucikan jiwanya kepada Forsaken Tree

Calliope berada di Elysium Fields karena dia berjiwa baik, Kratos sudah tidak tahan mendengar curhatan Persephone, dia ingin segera menemui anaknya. Persephone mengabulkannya kemudian memberitahu cara untuk memasuki taman miliknya, yaitu dengan menancapkan senjata ke Forsaken Tree lalu membiarkan jiwa jahatnya disucikan. Setelah itu barulah dipersilahkan masuk melewati Divine Gate untuk menuju Elysium Fields.



Kratos akhirnya bertemu dengan Calliope, maka bersuka citalah mereka berdua. Sembari memeluknya dengan hangat, dia berjanji tidak akan pernah meninggalkannya lagi. Belum lama bahkan belum sempat dia bertemu dengan istrinya yang entah ada dimana, tiba-tiba Persephone mendatanginya. Tidak menyerangnya melainkan hanya memperolok-olok Kratos sebagai manusia rendahan yang hanya mementingkan ego pribadinya dibanding keselamatan orang lain di dunia. Sekarang Kratos yang menjadi manusia biasa telah memasuki perangkapnya dengan sempurna, sementara Titan Atlas akan menyelesaikan tujuannya yang telah ia mulai. Persephone mengungkapkan rencana yang sebenarnya kepadanya, yaitu membebaskan Atlas lalu menghancurkan Pillar of the World beserta Olympus. Dengan hancurnya Pillar yang menyangga dunia dan seisinya maka Persephone akan meninggal dalam damai, disusul dengan hancurnya seluruh dunia. Dia telah memilih musnah dari pada menjalani hidup dengan kesedihan. Gempa mulai terjadi, hal buruk benar-benar sedang terjadi karena tidak hanya dunia atas saja yang akan musnah namun juga dunia bawah termasuk taman Elysium bersama penghuninya juga akan musnah. Inilah yang membuat Kratos menjadi marah padanya, tidak akan ada yang bisa merebut keluarganya kembali sekalipun itu adalah dewa. Untuk saat ini kekuatan manusianya tidak akan cukup untuk melawan dewa, dengan ini pilihan yang tersulit menghampiri Kratos :
  1. Jika tidak menghentikan Persephone, maka dia akan tetap berada di taman Elysium bersama keluarga untuk selamanya namun nyawa mereka terancam beserta hancurnya seluruh dunia,
  2. Apabila harus menghentikan Persephone dan Atlas mengartikan bahwa dia harus meninggalkan keluarganya sekali lagi bahkan mungkin untuk selamanya karena dia tak mungkin memasukinya lagi tanpa bantuan Persephone, sementara keluarganya tetap hidup dalam damai.

Pemandangan Taman Elysium

Kratos melepaskan Calliope
 
Meski harus mengorbankan kepentingan ego pribadinya, dia tetap memilih meninggalkan keluarganya hidup dalam damai meski dia tidak akan pernah menemui mereka lagi. Amarahnya memuncak di taman Elysium, lalu dia membunuh apapun yang ada disekitarnya demi mendapatkan apapun yang telah dia rebut termasuk kekuatannya, dosa-dosanya, dan segala yang dia punya sebelum memasuki taman. Calliope menangisi apa yang dilakukan ayahnya, sementara Kratos sadar bahwa takdirnya memang tidak untuk bersama keluarganya lagi.



Sekarang, dia sekali lagi mengorbankan dirinya menjadi Ghost of Sparta demi melindungi apa yang dia sayangi. Dengan kemampuannya yang pulih, Kratos mengejar Persephone dan menangkapnya di dasar pilar. Persephone mengatakan kata terakhir padanya bahwa ini adalah akhir, kemudian mentransformasi bentuknya menjadi wanita bersayap yang mengenakan baju besi hitam sebelum membawa Kratos ke puncak Pillar of the World. Terlihat Atlas sedang berusaha menghancurkan Pillar tersebut menggunakan kekuatan Helios yang bersinar terang, sementara begitu mereka berdua sampai di puncak, Kratos dan Persephone terlibat dalam pertempuran akhir. Selama pertempuran, Persephone mencoba untuk menaklukkan Kratos, mempengaruhinya untuk kembali ke Elysium dan bersama Calliope lalu tinggalkan dunia, kecuali ketika dia menolak, Persephone memerintahkan Atlas untuk melumatkannya dengan tangan raksasa.

Kratos ditaklukkan dengan sihir Persephone

Selama pertarungan, Kratos juga merantai Atlas yang ikut membantu Persephone mengalahkannya, ikatan rantainya sangat sempurna seolah menjadikan tubuh Titan tersebut menjadi Pillar hidup yang menggantikan Pillar yang hampir roboh gara-gara amukan Titan tersebut. Melihat hal ini, Persephone sangat marah karena tujuannya benar-benar terhentikan, sekarang dia tidak mungkin menghancurkan Pillar of the World bahkan mungkin dia juga tidak mungkin mengalahkan Kratos tanpa bantuan Atlas, maka dari itu mulai selanjutnya dia hanya menggunakan serangan jarak jauh. Pada akhirnya, tubuh Persephone tetap mengalah meski dia masih mengerahkan seluruh tenaganya melawan tembakan pantulan energi matahari yang dipancarkan oleh Kratos dari bantuan Helios. Untuk sekelas dewi, Persephone memang sangat kuat tapi kekuatan the Gauntles of Zeus tetap saja diluar kemampuannya, maka terbebaslah dia dari kehidupannya yang menyedihkan lalu mati meledakkan diri bersama Pillar of the World.



Perbuatan Atlas akhirnya juga mendapat ganjarannya yang lebih berat. Dia bukan lagi dipenjara di Pits of Tartarus melainkan menjadi pengganti dari Pillar of the World itu sendiri, memanggul seluruh berat dunia kepadanya untuk selamanya. Sebelum Kratos pergi meninggalkannya seorang diri, Atlas memberi peringatan bahwa apa untungnya Kratos mempercayai para dewa Olympus, meski untuk saat ini Kratos masih mempercayai mereka namun Atlas telah yakin bahwa suatu saat mereka berdua pasti akan bertemu lagi sambil menyesali peristiwa yang terjadi sekarang.

Mulai sekarang, apa yang Kratos cari lalu akhirnya dia temukan sudah hilang untuk selamanya. Suara melodi indah yang dimainkan Calliope telah lenyap, menandakan bahwa anaknya telah berhenti memainkan seruling buatan Sang Ayah. Kereta matahari beserta dewa Helios kembali menerangi langit dunia, sementara Morpheus beserta para bawahannya kembali ke asalnya masing-masing. Kratos sedikit bangga dengan kemenangan yang dia raih, menyelamatkan dunia dan seisinya ternyata memiliki kepuasan yang tersendiri.



Setelah semua tugas dari dewa terselesaikan, Kratos tertidur dengan nyenyak dan jatuh dari Sun Chariot menuju tebing Lautan Aegean. Dia didatangi oleh dewa Helios dan dewi Athena, keduanya memberi apresiasi sembari mengambil kembali kedua senjata pamungkas milik para dewa Olympus, lalu pergi meninggalkannya. Kratos tidak menyadari akan kehadiran mereka, pertanda bahwa mungkin dewa telah memberikan tidur yang sangat nyenyak.

Inilah akhir cerita dari God of War : Chains of Olympus (Underworld)
Reading Time:

Jumat, 20 April 2018

Alur Cerita Lengkap God of War : Chains of Olympus (Upperworld)
22:000 Comments
Cerita ini berlanjut sekitar 5 tahun setelah peristiwa di God of War : Ascension, atau setengah perjalannya dalam menempuh 10 tahun pelayanannya terhadap para dewa. Berikut adalah alur cerita lengkap dari video game berjudul God of War : Chains of Olympus yang rilis dalam platform PSP dan PS3 (God of War : Origins Collection). Ikuti cerita lengkapnya dengan membaca alur cerita prequel-nya di God of War : Ascension.

PERINGATAN! Artikel berikut ini berisi banyak SPOILER.


http://fantasticalhq.blogspot.com/2018/04/alur-cerita-lengkap-god-of-war-chains-of-olympus-upperworld.html

Pada awalnya, dia adalah seorang jendral Sparta yang hebat hingga mendapat julukan sebagai The Ghost of Sparta, namun dia sekarang menjadi seorang pelayan para Dewa Olympus. Sebagai gantinya dia menginginkan agar para dewa menghilangkan mimpi buruk yang terus menghantuinya. Inilah satu-satunya ampunan akan dosa masa lalu yang diberikan dewa kepada jendral hebat ini, yaitu dengan menemukan dirinya dalam panasnya perang. Setengah jalan telah dilaluinya dalam menempuh 10 tahun masa penebusan dosanya. Pada hari ini juga, dialah Sang Jendral Sparta bernama Kratos dipanggil untuk menghadapi kejahatan yang dilepaskan pada kota Attica oleh pasukan Persia.



Kratos berjaga di benteng dekat dengan tepi pantai Attica (The Shores of Attica) bersama sejumlah prajurit Attica, lalu permainan dimulai ketika area tersebut beserta para prajurit (kecuali Kratos) dihancur leburkan oleh bola api. Kratos satu-satunya prajurit yang berhasil bertahan hidup di pos itu, sehingga dia menjadi target sasaran oleh pasukan Persia yang mulai berdatangan meski pasukan tersebut tidak ada artinya bagi Kratos. Selain berhasil mengalahkan pasukan yang datang menyerangnya, dia juga berhasil menenggelamkan kapal yang paling dekat dengan bibir pantai. Setelah itu Kratos meninggalkan posnya setelah dia diserang oleh Cyclops Tyrant yang disusul oleh Basilisk, meski dia berhasil mengusir hewan besar itu dari posnya namun Basilisk justru memasuki area yang lebih dalam kota Attica. Inilah kenapa Kratos mengejarnya dan meninggalkan pos bertahannya, hewan itu benar-benar mesin penghancur yang sangat efektif bagi pihak Kerajaan Persia, Attica tak mungkin menang tanpa menjatuhkan ancaman itu terlebih dahulu.



Selama pengejarannya, Kratos bertemu dengan Raja Persia yang ternyata sudah berada di area dalam. Dia sedang memojokkan 2 wanita tidak berdaya yang terkurung dalam penjara. Kratos menanyakan tentang urusan jahat Kerajaan Persia menyerang Attica, lalu dia menjawabnya bahwa dia bukan hanya bertujuan menaklukkan kota Attica bahkan Yunani, namun juga untuk murni urusan sakralnya (The Sacrament of Purification) dalam menyebarkan agama Zoroastrianisme/Zoroaster kepada penduduk Yunani. Kratos memberi pesan terakhir padanya agar menghentikan peperangan tapi dia malah mengelaknya. Dengan begini dimulailah pertarungan tersebut, Raja Persia yang tidak diketahui namanya itu menggunakan pedang besarnya sejenis Scimitar/Shamshir (pedang khas Timur Tengah) yang dilapisi dengan api Efreet, jin yang kemungkinan dia dapatkan di Arab. Tubuh yang besar dan dilengkapi dengan tameng yang tebal bernama Peltarion membuatnya nampak kuat tapi sayangnya dia tidak mengunakan Efeet dengan maksimal, inilah yang membuatnya mudah dikalahkan oleh Kratos. Jangkauan jauh Blades of Chaos milik Kratos dan kelincahannya menghindari serangan Raja adalah keunggulan terbesarnya, dengan begini urusannya menjadi lebih mudah.

Kratos mengambil lampu jin Efreet sebagai hadiah kemenangannya, lalu melanjutkan pengejarannya terhadap Basilisk. Setiap Kratos mendekati hewan tersebut yang menyantapi prajurit dan penduduk Attica, dia selalu menjauhinya kecuali ketika Kratos benar-benar terpojok di area buntu. Hewan ini memang sedikit cerdik untuk sekelas hewan buas yang sudah merasakan kekalahannya ketika menghadapi sesuatu yang lebih kuat darinya, meski begitu Kratos tetap tidak akan segan-segan untuk membunuhnya demi memenuhi permintaan dewa.

Kratos VS Basilisk



Kemenangan ini memang tidak seberapa bagi Kratos, tapi diseluruh permintaan dewa yang diajukan kepadanya hanyalah pertarungan dan peperangan, hal ini membuatnya mengeluhkan akan permintaan-permintaan tersebut. Bukannya mendapat jawaban dari dewa, tapi justru peristiwa aneh terjadi saat itu juga. Tiba-tiba matahari jatuh dari langit, disusul dengan gempa yang berangsur-angsur menjadikan dunia dalam kegelapan. Ini jelas bukan pertanda yang diberikan oleh dewa terhadapnya, tapi cahaya yang remang-remang di cakrawala adalah satu-satunya petunjuk baginya untuk segera menuju kesana. Tenggelamnya cahaya matahari bukan pada waktunya merupakan pertanda akan kebangkitan Morpheus the God of Dreams beserta kekuatannya berupa kabut hitam yang akan menelan segala yang disentuhnya. Sepanjang perjalanan melewati kota Marathon (The City of Marathon), Kratos melihat banyaknya makhluk-makhluk dari ras Undead bernama Shade yang bermunculan atas ijin Morpheus menyelimuti kota tersebut dan membunuh para penduduk yang hidup disana.

Tampak lokasi jatuhnya Matahari membakar Kota Marathon

Kratos memasuki Kota Marathon

Pemandangan Kota Marathon yang dimakan kabut Morpheus

Morpheus adalah salah satu dewa zaman Primodial yang masih hidup sejak pertarungannya melawan para Titans. Meski dia tidak menunjukkan dirinya secara langsung, tapi kekuatan satu dewa Primodial cukup untuk memporak-porandakan dunia seisinya dengan syarat tidak adanya keseimbangan dunia, inilah kenapa dewa Olympus masih membutuhkan para Titan untuk tidak membunuh mereka melainkan untuk menopang keseimbangan dunia guna mencegah bangkitnya kekuatan dewa Primodial yang tersisa. Morpheus tidak hanya mengirim pasukan Shade, namun juga sejumlah Banshee dan Morpheus Beast.



Cahaya remang-remang yang dia ikuti ternyata adalah The Sun Chariot of Helios, tempat ini adalah lokasi dimana Helios the God of Sun memancarkan sumber energi cahaya yang menerangi bumi dari Timur menuju Barat. Setelah memasuki area lebih dalam tepatnya di Temple of Helios, Kratos bertemu dengan patung Athena yang mengatakan kepadanya bahwa Helios telah hilang dan Morpheus telah menggunakan kesempatan ini untuk keuntungannya menyebabkan para dewa jatuh tertidur lelap. Tanpa Helios, kereta matahari (Sun Chariot) yang seharusnya ditarik oleh 3 kuda api (Fire Steeds) akan kehilangan kendali, keluar jalur orbit, dan jatuh ke bumi. Athena menginginkan Kratos agar menjemput kembali Helios, sehingga genggaman dewa Morpheus dapat terlepas dan Sun Chariot dapat berjalan kembali sebagaimana mestinya. Meski awalnya Kratos mengelak permintaan dewi Athena namun dia berusaha untuk tetap percaya padanya, bahwa para dewa-dewi Olympus akan membebaskannya dari mimpi buruknya.



Sekarang tujuannya jelas, dia akan membangunkan ketiga Fire Steeds beserta pemandunya bernama Boreas the God of North Wind agar menarik kembali kereta mataharinya menuju orbit yang seharusnya, maka dari itu Kratos melanjutkan tugasnya menuju kuil milik Helios untuk mencari cara. Halangan pasti ada, namun bukan hanya dari Morpheus melainkan juga para Satyr dan Harplings (bayi-bayi Harpy) yang entah kenapa ada di sekitar sini. Halangan demi halangan diatasi, hingga dia mendapat petunjuk baru dari patung Eos, saudara perempuan Helios yang mengirim jiwanya melalui patung di kuil tersebut untuk memberi informasi kepada Kratos. Dia memberi kabar bahwa Titan Atlas telah kabur dari Tartarus tepatnya lolos dari penjara yang lebih dalam dari Underworld khusus untuk para Titan yaitu The Pits of Tartarus. Atlas tidak hanya kabur dari penjaranya namun juga menculik Helios, dia ingin merebut kekuatan dewa matahari, dengan begini ancaman Atlas akan dapat menghancurkan dunia. Eos memberikan kesempatan kepada Kratos untuk menemuinya di Caves of Olympus dengan membawa tameng milik Helios bernama Sun Shield yang disimpan di singgahsananya. Kekuatan Morpheus semakin lama semakin kuat, kabutnya beserta monster-monster yang bermunculan semakin menyebar, inilah kenapa Kratos harus segera menyelamatkan Helios atau dunia akan dilahap oleh kabut kegelapan untuk selamanya.

Setelah mendapatkan apa yang seharusnya Kratos dapatkan maka dia tidak hanya dapat melanjutkan menuju Caves of Olympus, namun juga dapat membangunkan para Fire Steeds, salah satunya adalah Euros the East Wind. Kratos dapat memasuki Caves of Olympus melalui portal yang dibukakan oleh dewi Eos sendiri, lalu untuk mencapai ke tempatnya berada maka harus menyelami sungai. Kemudian pada titik tertentu, bertemulah Kratos dengannya. Dialah Eos the Goddess of Dawn sekaligus saudara perempuan Helios the God of Sun. Keduanya adalah keturunan pertama Titan dan lebih tua dari dewa Olympus, hasil persilangan Dewa Primodial dengan Titan membuat mereka memiliki setengah darah dari masing-masing orang tuanya dan memiliki tanggung jawab besar dalam menopang dunia, tapi mereka justru berada dipihak Olympus meski leluhur mereka selalu bersengketa dengan Dewa Olympus.



Tubuhnya melemas dan sedikit memudar akibat kehilangan energi matahari. Dia bersyukur kepada Zeus karena diberi keselamatan kepada Kratos untuk mendatanginya, namun Kratos membantahnya bahwa Zeus tidak pernah membantunya sedikitpun, lalu Eos menjaminnya agar tetap percaya dengan keputusan dewa karena kelak pasti akan membebaskannya dari mimpi buruknya jika dia setuju untuk menyelamatkan Helios dari Titan Atlas yang menculiknya. Dia tetap akan melakukannya sambil menyisihkan jaminan dari Eos, karena para dewa sudah mengecewakannya sebelumnya. Kemudian Eos menjelaskan situasinya saat ini, yaitu Api Abadi dari zaman Primodial (Primodial Fires) milik Titan Prometheus mulai memudar diakibatkan karena ketidakseimbangnya dunia, api ini dapat digunakan untuk menemukan lokasi kedua roh Fire Steeds lainnya lalu membangunkan mereka. Notos the South Wind, Zephyros the West Wind, dan Euros the East Wind, setelah roh dari 3 dewa angin itu terbangun, maka Fire Steeds yang ketiganya juga dipanggil sebagai Horse Gods of Wind sudah siap untuk menarik kembali Sun Chariot dengan bantuan pemimpin mereka bernama Boreas the North Wind (bukan dalam wujud kuda api, melainkan hanya sebagai roh yang menyatukan ketiganya).

Kratos segera menuju tempat sucinya bernama Shrine of the Fire Steeds, disini merupakan tempat dimana Helios mengendalikan keretanya sembari bersinar memberi energi alam yang tak terbatas. Ketika dia sedang menuju kesana, memang bukan kali ini dia mendengar instrumen yang sama ini yang pernah didengar sejak berada di Kota Marathon namun kali ini lebih familiar dengan lagu yang pernah dimainkan anak perempuannya bernama Calliope. Ini memang membuat Kratos menjadi sedikit cemas tapi rombongan tentara milik Morpheus membuatnya terlalu sibuk untuk mencemaskan hal itu. Kratos akhirnya memacu Fire Steeds agar segera berjalan, lalu muncullah 3 roh kuda api yang segera menarik Sun Chariot bersama dirinya menuju ke tempat yang tidak dia ketahui. Area Sun Chariot yang ditarik oleh kuda api tersebut hanya bagian tempat sucinya dan meninggalkan kuil milik Helios yang masih di bumi.



Angin menghembus kecang, membuat Kratos harus mengikat kencang dirinya menggunakan Blades of Chaos. Ingatannya tentang alunan melodi yang dia dengar menginggatkan masa-masa lalunya bersama keluarga. Tepatnya saat Kratos pulang dari medan perang, disambut oleh anak dan istrinya, memberikan hadiah rampasan perang kepada istrinya, serta mendengarkan lagu yang dinyanyikan Calliope menggunakan seruling buatan dirinya sendiri, hingga berakhir dengan mimpi buruknya saat peperangan di Athena membunuh mereka semua. Sementara, Fire Steeds terus membawa Sun Chariot menuju arah yang sudah Kratos kenal yaitu menuju Underworld. Entah kenapa mereka membawanya kesini, tapi kemungkinan besar karena Helios ada disekitar sini, dan ini adalah tugas Kratos untuk menelusuri seluruh area untuk mencarinya. Disini makhluk bercahaya tidak diijinkan masuk, oleh karenanya ketiga Horse Gods of Wind bersama Boreas kembali lenyap dan kereta yang ditempati Kratos mendarat dengan kacau. Kratos berhasil berpengangan di teping, lalu memanjatnya keatas hingga dia dapat melihat pemandangan horror dari Underworld, tempat dimana tidak ada seorang pun manusia yang menginjakkan kakinya disini melainkan hanya para jiwa-jiwa orang mati yang sedang menghadapi takdirnya.

Reading Time: