Peluang Animator Indonesia dalam Bisnis Film Animasi 2D dan 3D - Fantastical HQ

Minggu, 02 Maret 2014

Peluang Animator Indonesia dalam Bisnis Film Animasi 2D dan 3D

KARYA ILMIAH
LINGKUNGAN BISNIS



“PELUANG ANIMATOR INDONESIA DALAM BISNIS FILM ANIMASI 2D DAN 3D”


ABSTRAK

Sebagian besar orang tahu bahwa kondisi studio film animasi di Indonesia sedang terpuruk. Ada banyak faktor yang membuat terhambatnya perkembangan dalam berbisnis animasi di pasar Nasional maupun Internasional. Faktor – faktor penghambat itu harus diperhatikan para animator, dan harus ditemukan solusinya untuk keberhasilan dalam berbisnis film animasi di Indonesia dan manca negara.
Berdasarkan data – data yang telah penulis temukan, faktor – faktor penyebabnya yaitu pertama, dari segi grafik dan plot/cerita dari beberapa animator Indonesia kalah bersaing dengan animasi buatan asing (terutama Jepang dan Amerika). Kedua, hampir semua film animasi buatan Indonesia dibayar dengan harga murah oleh pihak TV Lokal, sehingga sebagian besar animator Indonesia terbang ke studio film animasi asing agar mendapatkan untung yang lebih. Dan yang ketiga merupakan yang paling penting dan paling harus diperhatikan oleh para animator Indonesia untuk keberhasilan berbisnis khususnya untuk lingkup Indonesia, yaitu hampir seluruh kalangan remaja hingga dewasa masih menganggap film animasi itu atau sering yang disebut kartun merupakan tontonan anak – anak yang hanya bertujuan untuk hiburan semata, sehingga film animasi masih belum dipandang serius oleh semua pihak terutama belum adanya dukungan dari pemerintah sebagai Media Promosi Kebudayaan dan Kebangsaan.
Dengan memperhatikan 3 faktor penghambat di atas kemudian menganalisanya lebih lanjut serta mencari solusi/jalan keluar dari permasalahan tersebut, maka peluang para animator Indonesia untuk berbisnis film animasi 2D maupun 3D di kancah nasional maupun internasional akan terbuka lebih luas.



PEMBAHASAN

Mungkin memang usaha dalam menayangkan film animasi Indonesia tidak akan langsung sesukses film animasi luar negeri. Karena juga memang di Indonesia jarang menayangkan film animasi buatan Indonesia, tanpa adanya impor dari luar. Adapun beberapa film animasi buatan Indonesia yang sempat ditayangkan tetapi tidak cukup lama karena memang tidak terlalu ada peminatnya layaknya animasi impor. Banyak animator Indonesia yang langsung mengklaim bahwa sedikitnya peminat film animasi buatan Indonesia sendiri dikarenakan masyarakat lebih menyukai produk luar negeri. Perlu diketahui bahwa faktor utama pada sedikitnya peminat terhadap film animasi buatan Indonesia bukan karena masyarakat Indonesia tidak menghargai produk dalam negeri, tapi produk dalam negeri itu sendirilah yang membuat masyarakat Indonesia kecewa.
Dari segi grafik, film animasi buatan Indonesia banyak yang sangatlah jauh dari kata memuaskan, serta dari segi plot/alur cerita-nya kurang kreatif dan membosankan. Khususnya untuk animasi versi 2D, film animasi Indonesia akan lebih baik apabila mengandalkan Anime (film animasi versi Jepang) sebagai bahan acuan, karena saat ini Anime Jepang telah menjadi raja dari dunia bisnis film animasi 2D. Anime memiliki kualitas yang lebih baik dibanding Cartoon (film animasi versi Amerika dan Eropa), lebih manusiawi/realistis bukan hanya karakter Anime tetapi juga lingkungan/pemandangan dan juga adegan yang terjadi di alur cerita Anime. Anime juga dapat disebut sebagai animasi realistis setelah melihat karakter realistis, lingkungan/pemandangan dan adegan Anime itu sendiri lebih terlihat nyata dibandingkan dengan animasi lainnya seperti Cartoon. Walaupun sebenarnya, ide dari diciptakannya Anime itu sediri diambil dari Cartoon, namun dengan kreatifitas tangan – tangan orang – orang Jepang, Anime bisa lebih laris dibanding bahan acuannya, Cartoon. Bahkan hanya dengan modal film animasi (Anime), budaya dan bahasa Jepang mampu tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Dengan kata lain, apabila para animator Indonesia lebih mampu meningkat kreatifitasnya, kemungkinan besar bisnis film animasi Indonesia bisa berkembang lebih pesat.
Sedangankan untuk versi 3D, semua penggemar film animasi khususnya 3D pasti sudah tahu bahwa kombinasi 2 studio film animasi Amerika yaitu Disney PIXAR (The Walt Disney Studios + PIXAR Animation Studio) selalu menyajikan film animasi 3D yang mengagumkan. Dengan grafik 3D-nya yang halus dan alur cerita yang memukau sekaligus ditambah lagi dengan unsur comedi yang menimbulkan gelak tawa, studio film animasi ini selalu laku laris dalam bisnisnya. Selain itu ada studio film animasi 3D lainnya yang patut dicontoh oleh para animator Indonesia, diantaranya Dreamworks dan 20th Century Fox, karena keduanya juga merupakan pesaing terberat Disney PIXAR.
Dengan mempelajari banyak film – film animasi buatan studio – studio animasi yang ternama di atas, dari segi grafik yang berkualitas dan bernilai maupun cerita yang mengandung arti penting bagi kehidupan manusia dan mampu menggugah hati para pemirsa, maka dari situ kita dapat mengoreksi diri akan kekurangan dan kelemahan film – film animasi buatan para animator Indonesia selama ini. Disisi lain dengan diperlukannya sinkronisasi antara animator, studio film animasi, stasiun TV, dan badan – badan swasta yang mendukung pembuatan film animasi dan juga pemerintah  tentunya baik berupa dukungan moral maupun moril agar para animator Indonesia memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan bisnis film animasinya di Indonesia dan bukan di negara lain. Selain itu, dukungan dari pemerintah merupakan hal yang sangat penting, yaitu dengan menambahkan harga nilai jual film – film animasi Indonesia kepada media penyiaran (stasiun TV) dan meyakinkan para masyarakat Indonesia bahwa pentingnya dalam meningkatkan bisnis film animasi untuk dipasarkan ke kancah nasional dan internasional dalam rangka Media Promosi dan Pembelajaran Kebudayaan dan Kebangsaan Indonesia kepada dunia.
Mengingat kembali 6 tahun yang lalu, tepatnya tahun 2008 salah satu studio animasi di Indonesia pernah menggarap sebuah film animasi 3D musikal pertama yang berkerjasama dengan Singapura yang berjudul “Meraih Mimpi” (“Sing To The Dawn” untuk judul versi Bahasa Inggris). “Meraih Mimpi” telah berhasil menembus ke pasar internasional, film animasi 3D ini telah ditayangkan ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Timur Tengah, bahkan sampai Jerman, Rusia, dan Eropa Timur. Hal ini merupakan sentuhan lembut yang menggugah para animator Indonesia untuk berkarya di Indonesia yang kemudian dipasarkan ke kancah internasional. Namun akhir – akhir ini dari pihak studio film animasi milik STMIK AMIKOM Yogyakarta (MSV Pictures) dalam garapannya untuk film 2D “Battle of Surabaya” berhasil mendapatkan penghargaannya di ajang International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013 untuk kategori People's Choice Award. Lagi – lagi Ini merupakan batu loncatan bagi perkembangannya film animasi di Indonesia, sehingga dari situ kita tahu bahwa para animator Indonesia masih memiliki peluang dalam memajukan bisnis di bidang animasi 2D maupun 3D.



REFERENSI




















http://www.fantasiku.com/2014/01/film-animasi-indonesia-battle-of_8.html



***END***

Bagi pengunjung yang pengin download full versionnya silahkan download, versi .pdf atau .docx

Tidak ada komentar:

Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan, Beri komentar tentang artikel ini, dan beri request alur cerita serial game lainnya